tirto.id - Manusia diciptakan dengan suku, etnis, serta kebudayaan yang berbeda. Perbedaan tersebut akhirnya membuat keanekaragaman dalam masyarakat.
Terjadinya interaksi antar masyarakat heterogen serta sikap terbuka masyarakat dengan kebudayaan luar dapat memunculkan amalgamasi.
Mengutip dari e-Modul Sosiologi kelas XII, Amalgamasi merupakan pembauran biologis antara dua ataupun lebih ras manusia yang memiliki perbedaan ciri fisik sehingga menjadi satu rumpun.
Amalgamasi biasa terjadi pada masyarakat yang telah terintegrasi. Secara garis besar, amalgamasi merupakan perkawinan beda kebudayaan atau campuran. Istilah amalgamasi dapat mengacu pada antar pembiakan, yang memiliki perbedaan putih ataupun etnis non putih.
Istilah perkawinan antar suku atau bangsa yang dimaksudkan adalah antar pembiakan khusus untuk kulit putih dan kulit non putih, terutama Afrika-Amerika.
Menurut Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry dalam Kamus Ilmiah Populer yang dikutip dari Digilib UIN Sunan Kalijaga, menyampaikan bahwa amalgamasi merupakan percampuran.
Sementara dalam buku Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan oleh J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, amalgamasi merupakan proses sosial yang meleburkan kelompok budaya yang berada pada bilayah yang sama menjadi satu, hingga pada akhirnya akan menimbulkan sesuatu yang baru tanpa meninggalkan budaya dasar dari masing-masing kelompok yang berbeda tersebut.
Tidak terjadi begitu saja, terdapat proses yang terjadi hingga amalgamasi terjadi di masyarakat. Berikut adalah proses dalam masyarakat yang akan menimbulkan amalgamasi.
- Terdapat perbedaan atar kelompok manusia yang hidup pada suatu waktu serta tempat yang sama
- Interaksi yang intensif antar masyarakat dalam waktu yang cukup lama
- Adanya sikap menyesuaikan kebudayaan, sehingga terjadi proses saling penyesuaian kebudayaan antar kelompok tersebut.
Amalgamasi dapat meleburkan pertentangan yang terjadi pada masyarakat karena perbedaan antar suku ataupun ras. Selain itu, amalgamasi juga akan mempengaruhi ciri fisik pada masyarakat suatu ras tertentu.
Penulis: Endah Murniaseh
Editor: Dipna Videlia Putsanra