Menuju konten utama

Pengamat: Penurunan BBM Harus Sesuai Harga Keekonomian

Pengamat: Penurunan BBM Harus Sesuai Harga Keekonomian

tirto.id -

Peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmi Radhi mengatakan, rencana penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi periode April-Juni 2016 sebaiknya langsung menyesuaikan harga keekonomian untuk mendongkrak daya beli masyarakat.

"Seharusnya pemerintah berani menurunkan harga BBM sesuai dengan keekonomiannya untuk mendongkrak daya beli masyarakat dan menekan laju inflasi," kata Fahmi di Yogyakarta, Senin, (21/3/2016).

Idealnya, menurut dia, sesuai dengan harga keekonomiannya saat ini, harga BBM jenis Premium memungkinkan langsung ditekan hingga mencapai Rp 5.500 per liter, sementara untuk Solar ditambah dengan subsidi pemerintah dapat ditekan hingga Rp 4.250 per liter.

Menurut Fahmi, apabila harga BBM bersubsidi (baik Premium maupun Solar) tetap dievaluasi secara bertahap tiga bulan sekali, dikhawatirkan akan kehilangan momentum pelemahan minyak dunia, yang sempat menyentuh USD 30 tersebut, meski terakhir kembali menguat hingga di kisaran USD 40 per barel.

"Karena belum tentu kan tiga bulan setelah harga BBM bersubsidi diturunkan minyak dunia tidak akan naik kembali," kata dia.

Ia berpendapat, evaluasi harga BBM bersubsidi cukup disertai dengan penetapan ambang batas atas dan batas bawah. Dengan demikian, gejolak harga minyak dunia yang diperkirakan akan terus berlangsung tidak mengganggu stabilitas perekonomian nasional.

"Dengan evaluasi harga yang akan terus berlangsung secara berkala tidak menutup kemungkinan mengganggu aktivitas dunia usaha," kata dia.

Selanjutnya, Fahmi menambahkan, ekspor minyak sebaiknya juga tidak perlu menjadi andalan, selain karena terus menurunnya harga minyak dunia, produktivitas minyak nasional juga rendah.

Indonesia, kata dia, tetap harus meningkatkan volume produksi minyak mentah dengan memperbaiki kilang-kilang yang ada. Apalagi konsumsi BBM masyarakat saat ini telah mencapai 1.400 barel per hari, sementara produktivitas kilang minyak nasional hanya mencapai 800-900 barel per hari.

Sebelumnya, Seiring dengan terus turunnya harga minyak mentah dunia, PT Pertamina (Persero) akan kembali menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi Pertamax Plus, Pertamina Dex, dan Pertalite sebesar Rp 200 per liter mulai 15 Maret 2016 pukul 00.00. (ANT)

Baca juga artikel terkait AMERIKA SERIKAT atau tulisan lainnya

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Alexander Haryanto