Menuju konten utama

Pengalihan Penerbangan ke Kertajati Dinilai Semakin Bebani Maskapai

Kebijakan pemerintah memindahkan penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara ke Kertajati ini akan menimbulkan tambahan biaya yang signifikan sehingga membebani maskapai.

Pengalihan Penerbangan ke Kertajati Dinilai Semakin Bebani Maskapai
Suasana bangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Kamis (24/5/2018). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa.

tirto.id - Pengamat penerbangan, Alvin Lie mengatakan maskapai di Indonesia berpotensi semakin mengalami kesulitan keuangan bila pemindahan penerbangan domestik dipindahkan dari Bandung ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati.

Menurut Alvin, kebijakan pemerintah yang cenderung tergesa-gesa ini akan menimbulkan tambahan biaya yang signifikan sehingga membebani maskapai.

Ia mencontohkan paling tidak beban biaya itu akan berasal dari keperluan membuka kantor di Kertajati untuk mengurusi penerbangan domestik. Padahal di Bandara Husein Sastranegara, Bandung mereka masih harus tetap membuka kantor untuk mengurusi penerbangan internasional yang belum dipindahkan.

Di saat yang sama maskapai juga menghadapi adanya ketidakpastian bilamana rencana ini dapat berhasil meramaikan BIJB dan diterima masyarakat yang terpaksa menempuh jarak lebih jauh dibanding saat pergi ke Husein.

"Airlines kan juga gambling ketika penerbangan masih jalan di Husein mereka harus buka juga kantor di Kertajati," ucap Alvin saat dihubungi reporter Tirto pada Senin (17/6/2019).

Di samping kantor, kendala lain juga dipastikan terjadi pada karyawan yang bertugas di sana. Menurut Alvin, urusannya tidak sesederhana membuka kantor, tetapi juga memastikan ada tempat tinggal yang mumpuni bagi karyawan di area itu.

Masalahnya, ia melihat pengembangan BIJB masih belum didukung dengan ketersediaan fasilitas penunjang itu. Bagi penumpang saja, kata Alvin, belum cukup tersedia hotel dan pusat perbelanjaan untuk menunjang kunjungan mereka.

"Mereka harus buka kantor tapi ini juga karyawan di sana mau tinggal di mana. Ada gak tempat tinggal buat mereka," ucap Alvin.

Alvin pun mengingatkan bahwa jauh sebelum rencana pemindahan ini, operasional bus Damri ke wilayah itu saja sempat berhenti. Pasalnya, perusahaan mengalami kerugian saat harus mengangkut penumpang ke Kertajati yang belum memiliki fasilitas pendukung yang memadai.

"Dulu sempat ada Damri operasikan bus. Tapi Damri berhenti karena rugi. Kan

penumpang gak jelas tapi ongkos jalan terus," ucap Alvin.

Baca juga artikel terkait BANDARA KERTAJATI atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri