Menuju konten utama

Pengalihan Penerbangan Husein ke Kertajati Dinilai Bebani Konsumen

Pengalihan penerbangan domestik dari Bandara Husein Sastranegara di Bandung ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati dinilai dapat memberatkan konsumen.

Pengalihan Penerbangan Husein ke Kertajati Dinilai Bebani Konsumen
Bagian depan bangunnan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. tirto.id/Andrey Gromico.

tirto.id - Pengamat penerbangan, Alvin Lie mengatakan pemindahan penerbangan domestik dari Bandara Husein Sastranegara di Bandung ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati dapat memberatkan konsumen.

Ia menjelaskan bahwa BIJB masih memiliki banyak keterbatasan yang dapat berujung pada membengkaknya biaya yang harus ditanggung konsumen.

"Ini sangat memberatkan konsumen. Saya tidak yakin ini bisa bertahan. Pemerintah bisa memaksakan tapi kalau animo publik kosong penerbangan bisa turun," ucap Alvin saat dihubungi reporter Tirto pada Senin (17/6/2019).

"Biaya di konsumen akan berat juga. Perjalanan Bandung ke Kertajati gak murah ya," tambahnya.

Alvin mengatakan persoalan yang kentara pada masalah pemindahan penerbangan ini adalah kendala transportasi. Ketika pada bandara lain publik masih dapat memilih menggunakan transportasi umum dan penggunaan kendaraan pribadi didukung dengan jalan tol, ongkos perjalanan masih lebih ringan.

Di sisi lain, Alvin mendapati adanya potensi masalah pada infrastruktur yang tersedia di sekitar bandara. Ia mencontohkan minimnya gerai dan toko yang buka di sekitar bandara terkhususnya bila konsumen ingin mencari makanan-minuman.

Belum lagi Alvin menilai pada sisi sarana penunjang lain selayaknya pusat perbelanjaan atau mal hingga penginapan atau hotel juga belum tersedia. Alhasil konsumen yang ingin berangkat atau tiba di BIJB pun akan kesulitan mendapatkan layanan yang dibutuhkan. Akhirnya, ia mengkhawatirkan konsumen justru harus mencarinya ke tempat yang menjauhi bandara.

"Di Kertajati gerainya apa padahal tiap hari hanya 1-2 penerbangan. Toko makanan gak mau buka kan. Di sana belum didukung sarana hotel dan pusat perbelanjaan. Ini berat bagi konsumen," ucap Alvin.

Alvin pun mengingatkan agar pemerintah tidak memaksakan keputusan ini. Pasalnya, BIJB dinilai belum memiliki potensi yang cukup baik. Menurutnya, jangan sampai masyarakat justru dirugikan dan terpaksa beralih ke bandara yang tersedia di Jakarta dan Banten.

"Ini langkah panik pemerintah dan Pemda. Kertajati belum menunjukkan ada potensi," ucap Alvin.

Baca juga artikel terkait BANDARA KERTAJATI atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri