Menuju konten utama

Penempatan Dana Rp200 T di Bank Redam Lonjakan Bunga Deposito

Kebijakan ini langsung berdampak pada penurunan suku bunga deposito di industri perbankan.

Penempatan Dana Rp200 T di Bank Redam Lonjakan Bunga Deposito
Febrio saat ditemui di The Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (5/11/2025). tirto.id/Nanda

tirto.id - Kebijakan penempatan dana pemerintah senilai Rp200 triliun di perbankan terbukti efektif menekan biaya dana (cost of fund) yang sebelumnya terdorong naik oleh dominasi tabungan special rate milik nasabah konglomerat.

Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu, Febrio Kacaribu, menjelaskan bahwa dampak positif dari langkah strategis ini terlihat hanya dalam waktu dua minggu sejak dana tersebut digelontorkan.

Sebelum adanya injeksi dana ini, biaya dana di sektor perbankan, khususnya pada bank dengan kinerja kredit yang baik, tercatat cukup tinggi. Sekitar 30 persen dari total biaya dana tersebut bersumber dari deposito special rate, yaitu simpanan nasabah besar dengan tingkat bunga yang tinggi, bahkan ada yang mencapai di atas 7 persen.

“Kita lihat fenomena ini cukup menjadi masalah. Karena itu, ketika kita letakkan Rp200 triliun dengan bunga hanya 3,8 persen, secara otomatis banyak special rate yang kalah saing,” katanya di acara Investortrust Economic Outlook 2026, Rabu (5/11/2025).

Kebijakan ini langsung berdampak pada penurunan suku bunga deposito di industri perbankan. Dalam dua minggu pertama, rata-rata suku bunga deposito turun lebih dari 50 basis poin (bps), sementara suku bunga kredit mengalami penurunan sekitar 11 bps.

“Dampak dua minggunya saja sudah luar biasa. Banyak yang protes karena bunga deposito turun, tapi ini justru memberi ruang bagi penurunan bunga kredit,” tutur Febrio.

Dengan biaya dana yang menjadi lebih murah, bank kini memiliki ruang lebih lebar untuk mempercepat penyaluran kredit. Hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit yang mencapai 7,5 persen hingga Agustus 2025, dengan tambahan sekitar Rp10-12 triliun hanya dalam dua minggu pasca kebijakan penempatan kas pemerintah.

Kemenkeu menilai langkah ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi fiskal dan moneter dapat langsung memberikan dampak positif bagi perekonomian.

“Perbankan mengklaim sudah menyalurkan paling tidak 84 persen dari dana Rp200 triliun tersebut. Hingga 22 Oktober, sudah terserap Rp167,6 triliun. Bank Mandiri dan BRI bahkan sudah menyalurkan 100 persen,” ucapnya.

Penurunan bunga simpanan dan kredit diharapkan mampu mendorong konsumsi, investasi, dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2025. “Mesin fiskal harus nyala, mesin sektor keuangan harus nyala, tapi mesin iklim usaha juga harus tetap nyala,” tuturnya.

Baca juga artikel terkait PERBANKAN atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Dwi Aditya Putra