Menuju konten utama

Pencurian Ikan Kerap Terjadi di Riau

Pencurian Ikan Kerap Terjadi di Riau

tirto.id -

Pencurian ikan oleh kapal asing kerap terjadi di perairan Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Provinsi Riau, karena ikan di daerah tersebut tergolong banyak. Hal itu membuktikan bahwa pengawasan dan tata kelola perairan serta pemantauan masih sangat lemah.

"Misalnya di perairan Rohil berbatasan dengan Bengkalis, kerap terjadi pencurian ikan. Dugaan kita, dilakukan nelayan luar negeri seperti dari Malaysia. Tapi nelayan kita berani main bakar," kata Tien Mastina Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau, di Pekanbaru, Minggu, (27/3/2016).

Seperti terjadi pada bulan lalu, satu dari dua kapal pukat gandeng dibakar puluhan nelayan di perairan laut Panipahan, Kecamatan Pasir Limau Kapas, Rohil.

Kapal pukat gandeng tersebut dibakar karena sudah sangat meresahkan para nelayan di Panipahan. Hartoni (37), nelayan setempat mengaku, aksi pembakaran itu berawal saat kapal pukat gandeng kapasitas 10 ton masuk dan melakukan penangkapan ikan secara ilegal di Panipahan.

Padahal pencurian ikan tersebut sangat merugikan nelayan setempat karena sebagian besar masyarakat di wilayah perairan Riau masih menggantungkan hidup sebagai nelayan.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sebelumnya mengungkapkan, pencurian ikan yang dilakukan oleh kapal asing juga mengambil sumber daya alam berupa hewan laut yang dilindungi seperti penyu dan lumba-lumba.

"Jumlahnya luar biasa, satu perusahaan saja bisa menangkap 3,5 juta ton. Mereka menghancurkan terumbu karang, mereka gali semua yang ada di bawah laut, bahkan menangkap penyu dan lumba-lumba," kata Menteri Susi.

Praktik ilegal itu seperti merampok negara bersumber daya alam yang melimpah. Menteri Susi tak ingin praktik "Illegal, Unreported and Unregulated/IUU Fishing" berlanjut.

Sebagai tambahan, Menteri Susi merasa getir karena mendapati Indonesia yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia hanya mampu menduduki posisi ketiga di ASEAN dalam ekspor produk perikanan. (ANT)

Baca juga artikel terkait MENTERI SUSI atau tulisan lainnya

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yantina Debora