tirto.id - Dinas Sumber Daya Air Pemprov DKI Jakarta mengakui alarm peringatan dini banjir tidak tersebar di semua lokasi potensial. Salah satu yang sebenarnya potensial banjir tapi tak ada alarmnya adalah Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat.
Srengseng adalah satu dari sekian daerah yang terendam banjir, sejak hujan mengguyur pada awal tahun lalu.
"Early warning kita jalan, lho, tapi tidak di semua titik," kata Sekretaris Dinas SDA Pemprov DKI Jakarta Dudi Gardesi, dalam diskusi Banjir Bukan Takdir di pos pengungsi Bidara Cina, Jakarta Timur, Sabtu (4/1/2020).
Meski demikian, ia menegaskan alarm lain masih berfungsi dengan baik. Misalnya, kata Dudi, alarm di Bendungan Katulampa Bogor, Ancol, Pasar Ikan, sampai Pluit.
Dalam diskusi tersebut, Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB Bambang Surya mengatakan "kita belum punya" alarm banjir yang sifatnya lokal.
"Misalnya, ketika kita mendapatkan curah hujan yang tinggi yang sifatnya lokal, di perkotaan, itu memang belum tersedia early warning system," jelas dia.
Karena itu ia mengatakan BNPB akan mengevaluasi sistem alarm yang ada di bendungan sungai besar seperti Katulampa.
"Sebetulnya sudah ada [sistemnya], tapi kami evaluasi lagi apakah masih berfungsi normal. Kemarin, kan, terjadi kendala karena memang early warning system yang tersedia saat ini berada pada beberapa jalur dan beberapa sungai utama," terang dia.
Ke depan, ia mengatakan BNPB akan berupaya memberikan peringatan dini ke warga dengan cara lebih efektif, misalnya dengan SMS.
"Early warning system itu sebetulnya harus sampai ke masyarakat satu persatu, baiknya menggunakan handphone dan media sosial," pungkasnya.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Rio Apinino