Menuju konten utama

Pemerintah Siapkan Peta Jalan untuk Pensiunkan PLTU Batu Bara

Pemerintah sedang menyiapkan peta jalan transisi energi melibatkan tiga kementerian yaitu Kementerian ESDM, KLHK serta Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Pemerintah Siapkan Peta Jalan untuk Pensiunkan PLTU Batu Bara
Area pemukiman di sekitar PLTU Suralaya (3/6/2021). Warga Suralaya, Cilegon, Banten mengalami berbagai masalah kesehatan dan kegagalan panen akibat polusi udara dan debu batubara yang dihasilkan oleh PLTU Suralaya. (tirto/Bhagavad Sambadha)

tirto.id - Pemerintah berambisi untuk pensiunkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara. Secara perlahan, ketergantungan terhadap emas hitam tersebut akan ditinggalkan. Hal itu sejalan dengan komitmen pemerintah menuju emisi nol bersih (net zero carbo) pada 2060 mendatang.

Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Ekonomi Makro, Masyita Crystalin mengatakan, saat ini pemerintah sedang menyiapkan peta jalan (roadmap) transisi energi. Melibatkan tiga kementerian yakni Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

"Kalau pertanyaannya berapa total yang akan ditutup [PLTU], kita dari masing-masing kementerian sedang menyiapkan roadmap untuk transisi energi. Jadi dalam roadmap ini berapa giga yang akan ditutup sampai 2040 dan seterusnya," ujarnya di Nusa Dua, Bali, Kamis (13/7/2022).

Ketiga kementerian itu nantinya berkoordinasi menentukan jumlah PLTU batu bara yang masih bisa beroperasi dan dipensiunkan secara bertahap. Nantinya dihitung berapa penurunan emisi karbon. Dalam peta jalan juga akan dibahas mengenai pemberian relaksasi fiskal bagi perusahaan-perusahaan yang sudah menjalankan penurunan karbon atau menerapkan energi bersih.

"Karena sektornya sama, maka sektornya akan berkoordinasi, yang duluan, berapa turunnya. Begitu juga dari Kementerian Keuangan soal carbon tax," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif memastikan tidak akan ada PLTU batu bara baru di Indonesia. Semua pembangkit listrik, akan diarahkan menuju energi terbarukan.

"Kalau enggak, bagaimana mau bisa mencapai emisi yang bersih?" kata dia saat Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim (COP26) di Glasgow, Skotlandia, beberapa waktu lalu.

Secara historis, Indonesia sudah bergantung dengan batu bara untuk pembangkit listrik sejak 1971. Persentase batu bara dalam bauran pembangkit listrik pun meningkat sejak 1971. Bahkan saat ini, sekitar 67 persen listrik di Indonesia masih diperoleh dari pembangkit batu bara.

Di tengah upaya menekan penggunaan batu bara, komoditas ini nyatanya tetap menjadi sumber pembangkit listrik terbesar di dunia, di tengah upaya global dalam mengurangi penggunaan batu bara.

Badan Energi Internasional atau IEA pada 2019 menyatakan batu bara memegang 38 persen dari keseluruhan pangsa sumber pembangkit listrik global. Produksi batu bara dunia pun meningkat dari tahun ke tahun, terhitung sejak 2016 silam. Sementara, cadangan batu bara global tercatat ada lebih dari satu triliun ton.

Baca juga artikel terkait PLTU BATU BARA atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin