tirto.id - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim) memastikan bahwa sudah ada pabrik dari negara tetangga yang berencana untuk memindahkan operasinya ke Indonesia sebagai imbas dari perang dagang AS-Cina.
Deputi Bidang Infrastruktur Kemenko Maritim Ridwan Djamaluddin mengatakan, saat ini terdapat pabrik mobil listrik yang akan memindahkan pabriknya.
Ia menuturkan, pabrik itu adalah BYD produsen mobil listrik asal Cina dan satunya lagi bernama JIC. Kedua produsen ini dipastikan akan segera melakukan relokasinya ke Indonesia.
“(Pabrik) mobil listrik mau relokasi. BYD dan JIC. BYD itu kayak yang kerja sama dengan blue bird. Dia JIC ukuran kelas mobilnya satu tingkat di bawah BYD, tapi itu besar,” ucap Ridwan kepada wartawan saat ditemui di Gedung Kemenko Maritim, Jakarta, pada Rabu (10/7/2019).
Ridwan menjelaskan, saat ini memang belum ada kepastian mengenai waktu relokasi itu akan dilakukan. Hal yang sama juga berlaku bagi nilai investasinya.
Namun, Ridwan mengatakan, sudah ada beberapa kali pembicaraan. Intinya, ujar Ridwan, kedua pabrik tersebut berminat dan saat ini pemerintah sedang memastikan kesiapan regulasi seperti perpres kendaraan listrik juga lahan yang dapat digunakan oleh investor.
“Mereka tidak mengungkapkan angka (investasi) tapi sudah menyatakan minat. Syaratnya jelas dan lokasinya ada. Perpres (kendaraan listrik) sedang ditunggu,” ucap Ridwan.
Ketika ditanya mengenai nasib relokasi industri lainnya, Ridwan menyatakan, sejauh ini belum ada perkembangan lebih jauh. Termasuk di dalamnya belum ada tanda-tanda industri elektronik dari negara Cina dan lainnya akan pindah ke Indonesia menyusul adanya perang dagang.
“Produsen elektronik belum ya selain Pegatron,” tukas Ridwan.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno