tirto.id - Pemerintah Iran pada Senin (20/7/2020) kemarin, mengeksekusi seorang pria yang diduga merupakan mata-mata untuk agensi Intelijen AS (CIA) dan Israel (Mossad).
Dilansir dari National Post yang mengutip Reuters, pria yang bernama Mahmoud Mousavi Majd ini diduga oleh Kehakiman Iran telah memata-matai mantan Komandan Pengawal Revolusi Iran Mayor Jendral Qassem Soleimani yang tebunuh oleh drone milik Amerika Serikat pada wal tahun ini. Namun, dalam hal ini ia tidak terlibat dalam pembunuhan tersebut.
Kehakiman mengatakan bahwa Mousavi Majd memiliki hubungan dan membagi informasi keamanan kepada Agensi CIA dan Mossad mengenai Quds atau Pasukan Jerusalem yang dipimpin oleh Mayjen Qassem Soleimani.
Mengutip dari DW, Mousavi Majd dituduh telah dibayar oleh CIA sebagai imbalan atas informasi tersebut.
Kementerian Kehakiman mengatakan bahwa aktivitas mata-mata pria ini telah ditemukan sebelum serangan udara yang membunuh Mayjen Soleimani. Namun, karena ia telah dipenjara sejak tahun 2018, maka ia dianggap tidak terlibat atas kematian Perwira Militer Iran tersebut
Saat eksekusi akan dimulai, jutaan warga Iran protes kepada pemerintah melalui media sosial mengenai tiga pria yang juga ikut dihukum mati karena diduga berpartisipasi dalam protes anti-pemerintah akhir November tahun lalu.
Namun, Aparat keamanan menangani protes tersebut dengan melemparkan gas air mata kepada para demonstran.
Sebelumnya, seorang pria juga telah dieksekusi pada dua minggu lalu, karena diduga menjadi mata mata Amerika Serikat dan Israel, yaitu Reza Asgari.
Juru Bicara Kehakiman Gholamhossein Esmaili mengatakan Asgari dinyatakan bersalah karena telah membagikan detail tentang program misil Iran kepada Central intelligence Agency (CIA) dan Mossad setelah pensiun dari Divisi Dirgantara Kementerian Pertahanan Iran pada 2016, demikian dikutip dari al-Jazeera.
Esmaili menyebutkan bahwa pada akhir masa jabatannya di Kementerian Pertahanan, Asgari diduga bergabung dan menjual informasi detil tentang misil Iran kepada Agensi Intelijen Amerika Serikat tersebut. Esmaili mengatakan, "ia telah teridentifikasi, dan akan dihukum mati."
Pada Juni tahun lalu, Iran mengumumkan eksekusi gantung terhadap Jalal Haji Zavar di penjara Teheran.
Ia juga merupakan mantan staff Kementerian Pertahanan Iran yang mengakui kepada pengadilan bahwa dirinya dibayar oleh CIA.
Peralatan espionase di residennya menjadi bukti dan telah disita oleh pemerintah. Istrinya Jalal pun dipenjara selama 15 tahun karena dianggap terlibat dalam kegiatan spionase tersebut.
Pria bernama Ahim Rahimpur juga ditangkap dan dan dieksekusi pada Februari tahun ini. ia ditangkap karena diduga berkomplot serta menjual informasi tentang program nuklir Iran kepada Amerika Serikat.
Selain itu, pada Desember tahun lalu Iran mengumumkan telah menangkap delapan orang yang diduga terhubung dengan CIA.
Lalu pada Juli 2019, Iran juga telah menangkap 17 orang dicurigai bekerja untuk CIA dan Mossad. Pemerintah Iran mengumumkan bahwa, di antara mereka semua, rencananya akan dihukum mati.
Penulis: Mochammad Ade Pamungkas
Editor: Yandri Daniel Damaledo