tirto.id - Pemeriksaan lanjutan terhadap Jumiatin alias Umi Delima, istri kedua pimpinan kelompok sipil bersenjata Santoso belum ditetapkan. Kepolisian Negara Republik Indonesia hingga saat ini masih menimbang pemeriksaan terhadap Delima akan dilakukan di Polda Sulawesi Tengah atau Jakarta.
"Kami tunggu kesehatannya baik. Kalau dia terlibat dalam kasus terorisme, dia diperiksa Densus 88. Kalau Densus pemeriksaannya di Jakarta," kata Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Drs Rudy Sufahriadi, di Palu, Senin (25/7/2016).
Kendati belum ditetapkan, Rudy menyampaikan sejumlah nama terduga teroris baik yang tertangkap hidup-hidup atau menyerahkan diri bisanya diperiksa di Jakarta.
Kelanjutan pemeriksaan terhadap Umi Delima, kata Rudy, menunggu sebab dirinya masih dalam perawatan kesehatan di RS Bhayangkara Polda Sulawesi Tengah. Walaupun secara fisik kondisinya, tetapi Delima belum melalui proses pemeriksaan psikologi.
Saat ini, kata Rudy, Delima masih mengalami gangguan penyakit kulit, kemungkinan akibat tidak terawatt selama ikut bergerilya bersama Santoso di hutan Poso.
Menurut Rudy, kondisi perempuan beranak satu itu lebih rileks, sudah bisa tertawa, dan lebih ceria. Ia juga dilayani oleh aparat yang berhijab.
Selain itu, Rudy mengatakan polisi sedang berusaha menghubungi pihak keluarga di Bima karena
istri kedua Santoso tersebut diketahui lahir di Bima pada 23 Oktober 1994 dengan alamat Desa Campa Mada, Kabupaten Bima, NTB. Selama ini ia juga menggunakan berbagai nama alias, yakni Ipa alias Latifah alias Bunga, alias Ade alias Askia.
Sebelumnya Delima menyerahkan diri ke Satgas Operasi Tinombala pada Sabtu (23/7) pagi melalui perantara petani di Poso. Penyerahan dirinya itu berselang beberapa saat jenazah suaminya diberangkatkan dari RS Bhayangkara ke Poso.
Delima kemudian tiba di Palu sekitar pukul 19.00 WITA langsung dimasukkan ke ruang perawatan umum.