Menuju konten utama

Pelapor Kasus Robertus Dinilai Miliki Pola Pikir Orde Baru

Penangkapan Robertus Robet mencitrakan pelapor masih memiliki watak militer Order Baru. Militer menguasai sipil. 

Pelapor Kasus Robertus Dinilai Miliki Pola Pikir Orde Baru
Aktivis HAM yang juga dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Robertus Robet (tengah) didampingi Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo (kanan) bersiap memberikan keterangan pers usai menjalani pemeriksaan di Bareskirm Mabes Polri, Jakarta, Kamis (7/3/2019). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj.

tirto.id - Politikus Partai Golkar Ace Hasan Syadzily, menilai pelapor Robertus Robet ke polisi masih memiliki cara berpikir seperti militer saat Orde Baru. Robet menyanyikan penggalan kritik ABRI saat Aksi Kamisan.

Menurut Ace, pelapor dinilai masih memiliki paradigma, hubungan sipil dan militer harus dikuasai oleh militer.

"Kalau menurut saya yang melaporkan itu orang masih berpikir seperti militer Orde Baru. Yang mereka punya apa, punya paradigma hubungan sipil dan militer harus dikuasi oleh militer begitu. Saya kira itu paradigma negara otoriter begitu di mana menempatkan militer di dalam politik," kata Ace saat ditemui di ruangannya di DPR RI, Jumat (8/3/2019) pagi.

Oleh karena itu, Ace justru menyayangkan ada pihak yang mempersoalkan kritik yang diucapkan oleh Robertus Robet terhadap TNI.

"Padahal tujuan omongan Robet mengingatkan kepada kita semua agar negara demokrasi, di mana posisi militer sebagai penjaga pertahanan negara dan harus betul-betul tetap konsisten dengan sikap itu supremasi sipil itu adalah bagian dari prinsip dalam demokrasi kita," kata dia.

Ace mendesak pelapor Robetus Robet untuk segera mencabut laporan.

"Inginnya dicabut karena itu bagian dari upaya kita untuk melakukan apa pendekatan yang lebih demokratis terhadap konteks negara kita," kata dia.

Ia juga meminta agar, perlu melihat konteks video secara utuh, karena akan terlihat upaya mengingatkan supremasi sipil TNI tetap kembali pada peran dan fungsi sebagai penjaga pertahanan negara. Sehingga TNI tidak masuk ke dalam dunia politik.

Ia menilai, Robet menyampaikan, soal peristiwa reformasi 1998.

"Saya teringat dulu waktu tahun 1998, kita hampir semua menyanyikan kemudian disampaikan oleh Robertus Robet itu. Jadi menurut saya tidak ada aspek yang mengandung unsur penghinaan terhadap lembaga itu," kata dia.

Baca juga artikel terkait DWIFUNGSI ABRI atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Hukum
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Zakki Amali