tirto.id - Sekitar 100 pekerja honorer di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), terdiri dari satpam, office boy, dan cleaning service, menggelar demonstrasi menuntut kepastian status kerja di kantor pusat LIPI, Jakarta, Kamis (30/1/2020).
Salah satu pekerja yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan “tuntutan utama dari aksi ini ialah tidak ada pengurangan pekerja walaupun gaji tidak naik.”
Pada 31 Desember 2019, para pekerja honorer ini mendapatkan surat pemberitahuan pemberhentian kerja dari LIPI. Dalam surat tersebut disebutkan nama-nama pekerja honorer yang diberhentikan beserta jumlah masa kerjanya.
“Masa kerja kami sendiri bervariasi, ada yang telah bekerja selama 15 tahun, ada yang 3 tahun, macam-macam,” ungkap pekerja honorer yang tidak mau disebutkan namanya.
Ia mengatakan LIPI berniat mengalihkan status mereka dari honorer menjadi pekerja alih daya (outsourcing). Mereka pernah bertemu satu kali dengan vendor outsourcing setelah surat pemberitahuan turun, tapi tak terjelaskan siapa yang akan tetap bekerja.
Para pekerja juga tak pernah diajak berdialog oleh LIPI tentang status kerja mereka.
Menurut koordinator aksi, yang juga tak mau disebut namanya, para petinggi LIPI pernah mengatakan akan ada seleksi mengenai siapa yang akan diperpanjang masa kerjanya, akan tetapi “tidak ada proses interview atau proses seleksi apa pun.”
Setelah bekerja dalam status tidak jelas sejak akhir tahun lalu, pada 29 Januari 2020 muncul surat pemberitahuan pengurangan pekerja. Di sana disebutkan ada 9 satpam yang akan dipecat. Sementara untuk OB hanya bisa satu orang untuk dua lantai.
Meski begitu, tak ada nama jelas dalam surat. Para pekerja honorer tak tahu siapa yang akan dipecat dan siapa yang bertahan.
Akhirnya, pada 29 Januari 2020, mereka mulai berhimpun dan memutuskan menggelar aksi hari ini.
Penulis: Rio Apinino
Editor: Hendra Friana