Menuju konten utama

Pedagang Malioboro Pasang Bendera Putih, Terpuruk karena PPKM

Ada sekitar 50 bendera putih yang dipasang para pedagang Malioboro sebagai tanda berkabung, semakin terpuruknya kondisi ekonomi para pedagang.

Pedagang Malioboro Pasang Bendera Putih, Terpuruk karena PPKM
Suasana sepi kawasan wisata Malioboro, Yogyakarta, Senin (6/4/2020).ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/hp.

tirto.id - Sejumlah kelompok pedagang di kawasan Malioboro, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengibarkan bendera putih sebagai simbol duka dan berkabung. Mereka menganggap kondisinya makin terpuruk saat pandemi COVID-19, ditambah tak mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat hingga level 1-4.

Presidium Paguyuban Kawasan Malioboro Sujarwo Putra, Jumat (30/7/2021) kepada Tirto mengatakan kurang lebih secara simbolis ada sekitar 50 bendera putih yang dipasang para pedagang sebagai tanda berkabung, semakin terpuruknya kondisi ekonomi para pedagang.

“Penghasilan macet total. Kehidupan keluarga kritis. Utang menumpuk. Bantuan terasa masih jauh. Bahkan, penerapan PPKM darurat, seolah olah menjadi pukulan akhir yang telak bagi pedagang kaki lima (PKL), yang memang telah sempoyongan,” kata Sujarwo.

Sujarwo mengapresiasi rencana Pemerintah DIY memberikan bantuan modal bergulir tanpa bunga untuk 2 koperasi yang memayungi PKL di kawasan Malioboro.

Namun hal itu masih belum dapat menjangkau semuanya, sebab ada sebanyak sembilan paguyuban yang menaungi PKL di Kawasan Malioboro, yang belum berbadan hukum koperasi. Sehingga, tidak terakomodir dalam kebijakan bantuan modal bergulir tersebut.

Oleh karena itu para pedagang meminta agar akses bantuan dibuka secara lebar untuk mengakomodir seluruh pedagang yang terdampak krisis pandemi COVID-19.

Ketua Paguyuban Angkringan Padma Yati Dimanto yang tergabung dalam aksi mengibarkan bendera putih itu menuntut hal yang sama agar akses bantuan diperluas.

“Kami memohon pula, supaya PKL di kawasan Malioboro, dapat mengakses bantuan tunai langsung/bansos, maupun bantuan lainnya,” kata Yati.

Selain itu para pedagang juga berharap adanya pelonggaran agar aktivitas perdagangan di kawasan Malioboro dapat pulih kembali. Termasuk pembukaan titik-titik akses Malioboro yang diharapkan dapat menaikkan kunjungan di Malioboro setelah pemberlakuan PPKM level 4 atau lebih cepat.

Sebelumnya Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan, pembukaan kembali Jalan Malioboro selama masa PPKM level 4 sudah berlangsung selama beberapa hari untuk memberikan ruang bagi pedagang berjualan.

"Memberikan ruang mereka untuk jualan. Kalau di-close tidak ada orang ke situ jualannya tidak akan ada yang beli," kata Sultan, Senin (26/7/2021).

Baca juga artikel terkait DAMPAK PPKM DARURAT atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Bayu Septianto