Menuju konten utama

Parodi Tentang Aktris Film Roma Yalitza Aparacio Tuai Kecaman

Aktris di drama komedi La Parodia menuai kecaman karena mengunggah parodi Aparacio yang dianggap rasialisme.

Parodi Tentang Aktris Film Roma Yalitza Aparacio Tuai Kecaman
Adegan film Roma. FOTO/Netflix

tirto.id - Jaringan televisi Meksiko Televisia menuai kecaman karena program sandiwara komedi La Parodia mempertontonkan tayangan yang dianggap rasialisme kepada aktris Yalitza Aparicio, Senin (4/3/2019). Mereka memparodikan film Roma, yang mengantarkan Aparicio masuk dalam nominasi Oscar 2019.

Salah satu aktris La Parodia, Yeka Rosales, mengunggah video dan foto dua hari berturut-turut di Instagramnya, @yekarosales tentang parodi tersebut. Ia memainkan peran yang sama dengan Aparacio di film Roma.

Rosales diketahui mengunggah foto menyerupai poster Roma pada Minggu (3/3/2019). Dalam foto itu, Rosales mengenakan gaun yang mirip dengan yang dikenakan Aparacio di Oscar.

Rosales juga mengenakan wig lurus, rambut hitam, dan membuat ekspresi wajah berlebihan yang biasanya digunakan untuk stereotip penduduk asli, seperti diberitakan Hollywood Reporter.

“SENIN INI 4 MARET PREMIERE BESAR DARI MUSIM KEDUA @laparodiaof oleh @canalestrellas!,” tulis Rosales di Instagram.

Dilansir Hiplatina, Rosales memoles dirinya dengan wajah berwarna coklat dan mengenakan hidung prostetik lebar. Aktris itu dan para pemain kostumnya melakukan beberapa segmen di mana mereka menciptakan karpet merah Oscar dan melakukan parodi film Roma.

Sulit untuk mengatakan apakah Rosales benar-benar menggelapkan wajahnya di sandiwara itu karena parodi dibuat hitam putih, tetapi dalam scene red carpet dan sandiwara film, dia mengenakan hidung prostetik lebar yang sangat berlebihan dan kulit Rosales juga ditutupi make-up gelap.

Dalam email yang ditujukan kepada Associated Press (AP) News, juru bicara Televisa Alejandro Olmos mengatakan jaringan media massa tersebut sangat mengutuk segala bentuk rasisme atau diskriminasi.

"Kami tidak percaya bahwa produksi La Parodia melibatkan praktik semacam ini," kata Olmos dalam bahasa Spanyol.

Olmos menambahkan, beberapa komentar dibuat dengan selera yang buruk dan akan diedit dari pertunjukan. Televisa juga menghapus tweet dari video Rosales berwajah cokelat yang meniru Aparacio. Rosales langsung mendapat kecaman lewat media sosial di Meksiko dan Amerika Serikat.

"Ini menjijikkan, saya agak terguncang tentang hal itu. Ini menunjukkan seberapa jauh kita harus melangkah dan seberapa jauh Meksiko harus melangkah, " kata Jennie Luna, profesor Chicana/o Studies di California State University Channel Islands di Camarillo seperti dikutip WHTR.

Luna merupakan profesor yang mempelajari populasi asli di Meksiko. Ia mengatakan Aparacio telah mengalami banyak aksi serupa di Meksiko sejak ia mendapatkan banyak pujian untuk penampilannya di film Roma.

Rosales sendiri melakukan pembelaan atas tindakannya. Ia mengunggah foto dirinya dalam wajah hitam dan mengatakan dia memparodikan orang-orang dari semua ras.

"Saya tidak membeda-bedakan. Saya menafsirkan orang-orang dari semua warna kulit dan ras dan usia yang ada di dunia,” Rosales menulis dalam bahasa Spanyol di foto dirinya dalam wajah hitam sebagai Putri Leia dari film Star Wars.

Dia bahkan mempertanyakan mengapa tidak ada yang menyinggungnya ketika Rosales pertama kali menggelapkan kulitnya dan berpakaian seperti Donna Summer yang menjadi ikon black disco.

The Guardian menuliskan, Yalitza Aparacio merupakan aktris berusia 25 tahun yang mengikuti audisi film Roma hanya karena saudara perempuannya sedang hamil besar dan dalam keadaan tidak sehat. Ia sangat ingin tahu seperti apa audisi itu, jadi dia mengirim Aparacio sebagai perwakilan.

Aparacio kemudian lolos dan mendapatkan peran sebagai seorang pengasuh keluarga bernama Cleo. Selama proses pembuatan film besutan sutradara terkenal Alfonso Cuarón itu, kinerja Aparacio dikatakan sangat mencengangkan. Bahkan, dalam ajang bergengsi Oscar, Aparacio masuk dalam nominasi aktris terbaik.

Yalitza Aparacio yang berasal dari negara bagian Oaxaca, Meksiko, telah menghadapi serangan rasialisme secara online dan cemoohan dari beberapa aktor Meksiko. Namun, ia juga menemukan dukungan kuat dari para wanita Meksiko-Amerika di Amerika Serikat.

William Nericcio, seorang profesor di Pusat Kajian Amerika Latin di Universitas Negeri San Diego mengatakan, mengingat sejarah perlakuan media Meksiko terhadap penduduk asli, ia mengaku tidak terkejut dengan tindakan Rosales.

"Disposisi elite Meksiko selalu menggambarkan orang pribumi sebagai orang yang lucu dan jelek. Jaringan seperti Televisa mendapat untung dari ini,” katanya, seperti dikutip AP News.

Baca juga artikel terkait OSCAR 2019 atau tulisan lainnya dari Alifa Justisia

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Alifa Justisia
Editor: Dipna Videlia Putsanra