Menuju konten utama

Pandemi Corona, Dokter Sarankan Komuter Jangan Main Gawai di KRL

Sejumlah virus, termasuk SARS-CoV-2 atau Corona jenis baru yang menempel pada gawai, dapat bertahan selama lima hari, kata dokter Edward.

Pandemi Corona, Dokter Sarankan Komuter Jangan Main Gawai di KRL
Sejumlah penumpang beraktivitas di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Kamis (11/6/2020). ANTARA FOTO/Fauzan/aww.

tirto.id - Bagi para komuter, KRL adalah nadi aktivitas keseharian mereka. Agar tetap produktif dan aman di tengah pandemi, sesama pengguna KRL wajib mematuhi protokol kesehatan.

Melalui Kampanye 3M, Satgas Penanganan COVID-19 terus menyerukan agar masyarakat memakai masker, mencuci tangan, dan menjauhi kerumunan, guna memutus rantai penyebaran virus Corona.

Sebagai bagian dari kampanye 3M itu, menjaga jarak antar-penumpang serta memakai masker penutup mulut dan hidung, menjadi aturan wajib dalam penerapan protokol kesehatan di KRL. Ini dimaksudkan agar penularan virus melalui droplet dapat dihindari.

Selain itu, sangat dianjurkan untuk tidak memainkan gawai macam ponsel dan tablet, lantaran perangkat ini punya risiko terpapar virus.

Sebagaimana dijelaskan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Junior Doctor Network, dr. Edward Faisal, Sp.PD, karena sejumlah virus, termasuk SARS-CoV-2 atau Corona jenis baru yang menempel pada gawai, dapat bertahan selama lima hari.

"Saat virus nempel di gawai kita bisa bertahan sampai lima hari, jangan salah," katanya dalam dialog di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Jakarta pada Juni 2020 lalu.

Terkait itu, dokter Edward mengatakan, virus yang dapat menempel di gawai berasal dari bermacam-macam faktor. Dia menggarisbawahi bahwa penularan atau pencemarannya lebih banyak berasal dari tangan penggunanya yang sebelumnya tercemar.

Menurut dokter Edward, pencemaran virus ke gawai, terkait dengan para komuter, juga dapat berasal dari percikan droplet dari para pengguna KRL.

Hal itu dimungkinkan ketika manusia berbicara apabila tidak memakai masker dan menjaga jarak. Oleh karena itu dokter Edward sangat menyarankan pada para komuter untuk tidak bermain gawai di KRL sepanjang perjalanan.

"Kalau ada orang ngomong akan nambah lagi [potensi cemaran virusnya]," kata dokter Edward.

Alasan lain untuk tidak menggunakan gawai saat berada di KRL sebut dokter Edward adalah agar keluarga di rumah tidak menjadi korban penularan virus.

"Jadi selain risiko untuk kita, juga orang yang di rumah. Jadi kalau kita sayang sama orang yang di rumah dan di sekitar kita, sebaiknya jangan keluarin handphone," pungkasnya.

Anjuran untuk tidak bermain gawai saat di KRL juga disebutkan pada materi edukasi masyarakat umum dalam panduan "Bersama Jaga Sehat Saat Naik KRL" yang diterbitkan oleh Satgas Penanganan COVID-19.

Adapun panduan tersebut terdiri dari lima langkah sederhana yang dapat diterapkan oleh para komuter saat menggunakan KRL sepanjang perjalanan ketika bepergian.

--------------------------

Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Ibnu Azis

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Ibnu Azis
Editor: Agung DH