tirto.id - Pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dipastikan lolos putaran kedua Pilpres 2024 berdasarkan rilis data sejumlah lembaga survei. Sementara paslon nomor urut 1 dan 3, yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD bersaing ketat. Jika melihat data survei, siapa yang paling berpeluang berhadapan dengan Prabowo-Gibran pada putaran kedua?
Survei teranyar Indikator Politik Indonesia misal, elektabilitas paslon Prabowo-Gibran berada di urutan teratas, yakni 46,7 persen. Sedangkan pasangan Ganjar-Mahfud hanya 24,5 persen dan Anies-Cak Imin berada di posisi paling buncit, yakni 21 persen. Elektabilitas paslon nomor urut 3 dan 1 sangat tipis, hanya selisih margin of error.
Survei Indikator dilakukan melalui telepon pada 23-24 Desember 2023, dengan melibatkan 1.217 responden yang terdiri dari responden random sebanyak 265 orang dan double sampling 952 responden. Margin of error survei diperkirakan sebesar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Data serupa juga dirilis Populi Center beberapa waktu lalu. Paslon Prabowo-Gibran berada di posisi paling mentereng, mengungguli kedua rivalnya, Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin. Dalam survei ini, elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 46,7 persen, sementara Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin sama-sama memperoleh 21,7 persen. Survei dilakukan sebelum debat perdana capres yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Kemudian, survei Litbang Kompas, hasilnya juga mirip: Prabowo-Gibran unggul. Berdasarkan survei yang dilakukan pada 29 November-4 Desember 2023 dengan margin of error 2,65 persen, elektabilitas Prabowo-Gibran tembus 39,3 persen. Sementara pasangan AMIN (16,7 persen) dan Ganjar-Mahfud berada diurutan terakhir dengan 15,3 persen.
Namun, yang menarik dari temuan survei Litbang Kompas ini adalah jumlah pemilih yang masih bimbang atau undecided voters justru sangat tinggi, yaitu mencapai 28,7 persen. Angka ini dinilai sangat besar mengingat pilpres hanya tinggal dua bulan lagi.
Jika menilik data dari tiga survei di atas, maka pasangan Prabowo-Gibran secara otomatis lolos putaran kedua, sedangkan lawan mereka masih misteri, apakah Ganjar-Mahfud atau AMIN.
Di sisi lain, pertarungan ketiga pasangan ini muskil hanya satu putaran. Berdasarkan aturan, pasangan calon terpilih adalah paslon yang memperoleh suara lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah suara dalam pemilu presiden dan wakil presiden dengan sedikitnya 20% (dua puluh persen) suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari 1/2 (setengah) jumlah provinsi di Indonesia.
Direktur Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan perbedaan tipis hasil survei pasangan Ganjar-Mahfud dan Anies-Imin bisa jadi karena margin of error survei Indikator sebesar 2,9 persen. Karena itu, kata Burhanuddin, Indikator Politik sejatinya tidak mengetahui pasangan capres-cawapres mana yang menempati survei elektabilitas nomor dua dan tiga.
“Jadi, saya tidak tahu siapa yang unggul di antara Ganjar atau Anies. Jadi kalau misalnya tidak terjadi satu putaran, misteri Tuhan selain jodoh dan kematian, adalah siapa pendamping Prabowo-Gibran di putaran kedua, itu kami tidak bisa menebak sampai hari ini,” kata Burhanuddin.
Masih Dinamis dan Bersaing Ketat
Pengamat politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati, menilai saat ini persaingan ketiga peserta Pilpres 2024 itu masih dinamis dan ketat. Ia mengakui hasil lembaga survei telah memprediksi Prabowo-Gibran akan lolos ke putaran kedua.
Namun, kata Wasisto, publik tidak boleh tergiring opini dengan berbagai macam hasil survei itu. Sebab, menurut Wasisto, hasil survei itu belum tentu merepresentasikan semua kalangan pemilih.
“Semua paslon masih memiliki kans seimbang untuk bisa menang satu putaran ataupun putaran kedua,” kata Wasisto kepada reporter Tirto, Rabu (27/12/2023).
Karena itu, Wasisto enggan berspekulasi siapa saja pasangan yang akan lolos ke putaran kedua. Wasisto mengatakan prediksi bisa benar bisa juga salah. Apalagi, kata dia, margin of eror dalam sejumlah survei dari semua paslon ini selalu beda tipis.
“Artinya, kalau kita bicara margin suara itu kita tidak bisa memprediksi siapa yang bakal lolos atau tertinggal sebenarnya,” ucap Wasisto.
Bagaimana bila dikaitkan dengan partai pendukung? Jika ditilik dari partai pendukung dan jargon yang dimainkan, maka pasangan calon Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud MD dapat dipetakan menjadi beberapa kategori. Salah satunya, paslon AMIN mengusung jargon perubahan, sedangkan Ganjar-Mahfud lebih ke perbaikan dan percepatan.
Apabila dilihat dari partai pendukung, maka pasangan Anies-Cak Imin kerap diasosiasikan sebagai representasi kelompok Islam. Sebab, parpol yang tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan ini rata-rata adalah partai berbasis Islam, seperti PKB, PKS, Partai Ummat, dan Partai Masyumi. Kecuali Partai Nasdem.
Sementara paslon Ganjar-Mahfud diasosiasikan sebagai kelompok yang mewakili nasionalis-religius. Hal ini dapat dilihat dari parpol pengusung, yaitu PDIP, Partai Perindo, dan Partai Hanura. Dalam koalisi ini, hanya PPP yang merupakan parpol berbasiskan massa Islam.
Meski demikian, Wasisto mengatakan, pasca reformasi tidak bisa mendikotomikan partai berbasis Islam dan nasionalis seperti era Pemilu 1955. Sebab, saat ini suara pemilih Islam menyebar ke seluruh partai pendukung tiga pasangan capres-cawapres. Berbeda dengan zaman dahulu suara pemilih berbasis Islam cenderung ke Partai Masyumi dan NU.
“Kalau di era sekarang itu, kan, suara tidak terkonsolidasi satu dua partai, tetapi banyak partai,” kata Wasisto.
Wasisto juga memandang, tidak ada klasifikasi pemilih muslim maupun nasionalis pada Pemilu 2024. Ia menyebut, keduanya memiliki irisan yang sama.
“Artinya, kita tidak bicara mengapa suara pemilih muslim mengalami kemerosotan karena pemilih sekarang bisa ganda, tidak ada dia pemilih muslim, bisa rasional. Bisa macam-macam,” tutur Wasisto.
3 Kubu Capres-Cawapres Sama-Sama Optimistis
Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Chico Hakim, menegaskan opsi tidak lolos putaran kedua tak masuk dalam skenario. TPN optimistis pasangan Ganjar-Mahfud lolos putaran pertama.
“Kami meyakini antara kami menang satu putaran atau lolos ke putaran kedua. Jadi, belum terpikir soal skenario [akan berlabuh ke mana jika tak lolos putaran kedua] yang ditanyakan,” kata Chico kepada Tirto, Rabu (27/12/2023).
Sementara itu, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Afriansyah Noor, tetap menargetkan akan menang satu putaran meski sejumlah lembaga survei memprediksi lain. Ia mengatakan, menjelang pemungutan suara, mesin partai, mesin sukarelawan bersama organisasi pendukung Prabowo-Gibran akan memaksimalkan perolehan suara 50 persen lebih.
“Artinya, target kami sekali putaran,” kata Afriansyah kepada Tirto.
Politikus PBB itu mengatakan, bila target menang satu putaran itu tak tercapai, maka mereka akan mempersiapkan diri menghadapi putaran kedua. Ihwal siapa lawan mereka pada putaran kedua, tergantung hasil putaran pertama.
Ia melihat, saat ini elektabilitas pasangan nomor satu dan tiga saling mengikuti. Namun, kata dia, TKN Prabowo-Gibran lebih cenderung melawan pasangan Ganjar-Mahfud pada putaran kedua.
“Tentunya di dua pasangan ini kami berharap di putaran kedua yang mungkin kami lebih senang berhadapan dengan pasangan nomor urut 3,” tutur Afriansyah.
Di sisi lain, Juru Bicara Timnas Anies-Imin atau AMIN, Bestari Barus, mengatakan di internal mereka membuat kalkulasi bahwa pasangan AMIN akan lolos putaran kedua. “Saya sangat optimistis, angkanya sangat tidak terpaut jauh antara Prabowo-Gibran,” kata Bestari kepada Tirto.
Perihal hasil survei yang kerap menempatkan AMIN di posisi paling buncit, Bestari mengatakan, hal itu akan menjadi rujukan. Namun, kata dia, fakta lapangan tidak selalu seperti hasil survei.
“Kami punya survei sendiri yang tidak mungkin kami unggahkan, sehingga kami jauh lebih tenang hari ini untuk menjalankan seluruh agenda yang sedang kita lakukan tanpa harus berpikir tentang kami kalah terkait dengan survei,” tukas Bestari.
Akan Sulit Menyatukan Pemilih Ganjar dan Anies
Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran, Kunto Adi Wibowo, memandang masih sulit memprediksi antara pasangan Ganjar-Mahfud dan AMIN bila menilik hasil survei, yang lolos putaran kedua.
Kunto juga menilai sangat susah menyatukan pendukung Ganjar dan Anies jika salah satu di antara pasangan ini tak lolos putaran kedua. Namun, kata dia, pendukung Cak Imin masih memiliki kans mendukung Ganjar-Mahfud. Pasalnya, ada persoalan ideologi dan anti-PDIP yang disematkan kepada Anies. Hal itu tidak terlepas dari konflik pada Pilkada DKI 2017.
“Sebaliknya juga begitu, pendukung Pak Ganjar agak susah mendukung Pak Anies gitu, apalagi punya apa ya trauma 2017 yang Ahok kalah oleh Anies,” kata Kunto kepada Tirto.
Namun, kata dia, segala kemungkinan masih bisa terjadi jika melihat peta politik saat ini yang masih dinamis. Salah satunya, ada isu besar membuat pendukung Anies dan Ganjar bisa bersatu di putaran kedua.
“Soal elitenya pasti akan gampang-gampang saja, bisa bergabung, tapi paling susah ini pemilihnya belum tentu bisa,” kata Kunto.
Di sisi lain, Bestari juga berkomentar perihal anggapan sulitnya menyatukan pemilih Anies dan Ganjar. Menurut Bestari, politik saat ini masih sangat cair. Segala kemungkinan tentu masih bisa diraih dan terjadi.
Ia mengatakan emosi masyarakat akan terlibat pada perhelatan ini. Bukan sekadar datang ke tempat pemungutan suara (TPS) untuk nyoblos, tetapi telinga dan mata akan mendengar, melihat apa yang sedang terjadi.
“Tentu masing-masing paslon memiliki strateginya masing-masing untuk kemudian bisa merebut hati masyarakat itu sendiri sebagai pemilih,” kata Bestari.
Bestari mengatakan, sejauh ini pihaknya belum memikirkan koalisi jika tak lolos putaran kedua. Pasalnya, jelas dia, mereka tidak ingin mengotori pikiran mereka, sehingga kosentrasi menjadi pecah.
“Fokus kita hari ini meraup suara dukungan masyarakat sebanyak-banyaknya untuk kemenangan Anies dan Cak Imin," tutup Bestari.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Abdul Aziz