Menuju konten utama
Pemilu Serentak 2024

Hasil Survei Elektabilitas Capres 2024: Siapa Potensial Lolos?

Prabowo-Gibran unggul dalam banyak survei, meski sulit untuk menang satu putaran. Siapa yang berpeluang masuk putaran kedua?

Hasil Survei Elektabilitas Capres 2024: Siapa Potensial Lolos?
Header Capres dan Cawapres. tirto.id/Tino

tirto.id - Tiga pasangan capres-cawapres, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD akan beradu argumen dan gagasan dalam debat yang digelar KPU RI, Selasa (12/12/2023). Debat perdana ini mengangkat tema pemerintahan, hukum, hak asasi manusia (HAM), pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga.

Di sisi lain, jelang debat perdana digelar, sejumlah lembaga survei merilis temuan mereka terkait elektabilitas para kandidat yang akan bertarung di Pilpres 2024. Hasilnya, pasangan Prabowo-Gibran untuk sementara unggul dari paslon Anies-Muhaimin serta Ganjar-Mahfud MD.

Populi Center misalnya menempatkan paslon Prabowo-Gibran di peringkat pertama dalam survei nasional yang dilakukan periode 28 November hingga 5 Desember 2023. Survei ini melibatkan 1.200 responden dengan margin of error 2,83 persen. Dalam survei ini, elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 46,7 persen. Sementara paslon Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin sama-sama memperoleh 21,7 persen.

Di sisi lain, Indikator Politik Indonesia juga merilis hasil riset mereka selama periode 23 November 2023-1 Desember 2023. Dalam survei yang melibatkan 1.200 responden dengan margin of error 2,9 persen ini, Prabowo-Gibran mendapat angka 45,8 persen atau lebih tinggi dibanding survei pada periode 27 Oktober-1 November 2023, yang hanya 39,7 persen.

Sementara itu, elektabilitas Ganjar-Mahfud justru turun dari 30 persen di periode 27 Oktober-1 November menjadi 25,6 persen. Kemudian, paslon Anies-Muhaimin mengalami penurunan dari 24,4 persen menjadi 22,8 persen.

Data yang dirilis Litbang Kompas hasilnya juga mirip: Prabowo-Gibran unggul. Berdasarkan survei yang dilakukan pada 29 November-4 Desember 2023 dengan margin of error 2,65 persen ini, elektabilitas Prabowo-Gibran tembus 39,3 persen. Kemudian, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (16,7 persen) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD berada diurutan terakhir dengan 15,3 persen.

Namun, yang menarik dari temuan survei ini adalah jumlah pemilih yang masih bimbang (undecided voters) justru sangat tinggi, yaitu mencapai 28,7 persen. Angka ini dinilai sangat besar mengingat pilpres hanya tinggal dua bulan lagi.

Menurut survei tersebut, kebanyakan dari undecided voters adalah bekas pemilih Joko Widodo-Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019, sebagian lain adalah mereka yang tidak menggunakan haknya atau merahasiakan pilihannya pada pemilu lalu.

Apa Kata para Relawan?

Perwakilan organisasi relawan dari masing-masing paslon menanggapi beragam terkait hasil survei yang dirilis sejumlah lembaga menjelang debat perdana. Salah satu kelompok relawan pendukung Prabowo-Gibran, Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi) mengaku bersyukur atas elektabilitas jagoan yang mereka usung. Akan tetapi, mereka mengaku tidak terlena dengan hasil survei saat ini.

“Kami mesti tetap kerja keras dan terus turun ke akar rumput agar Prabowo-Gibran bisa terus diterima di masyarakat sehingga kita bisa menjemput dan memastikan kemenangan dalam kontestasi pilpres kali ini,” kata Sekjen Samawi, Nizar Ahmad Syahputra, Selasa (12/12/2023).

Nizar memastikan mereka akan berusaha terus-menerus mensosialisasikan pasangan Prabowo-Gibran. Menurut dia, Samawi sebagai bagian dari relawan juga akan menyampaikan program Prabowo-Gibran, terutama program konkret yang dirasakan publik.

Ia juga bersyukur respons publik senang dengan narasi politik Prabowo-Gibran yang membawa politik riang gembira.

“Samawi memang sudah bergerak hingga ke desa-desa dan akan semakin masif sosialisasi Prabowo-Gibran sampai kemenangan itu kami yakin tiba nanti. Tentu saja, kami berupaya dengan maksimal agar bisa satu putaran. Kami ingin memastikan Jawa bisa menang seluruhnya untuk Prabowo-Gibran,” kata Nizar.

Sementara itu, Koordinator Presidium Sekretariat Bersama (Sekber) Relawan Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES), La Ode Basir, mengapresiasi hasil survei yang dirilis sejumlah lembaga, apalagi tren elektabilitas AMIN meningkat. Akan tetapi, mereka masih yakin AMIN akan menang di masa depan.

“Survei ini, kan, adalah potret saat dilaksanakan, bukan menunjukkan gambaran nanti di 14 Februari 2024. Bagi kami, tim AMIN ini, kami tidak terlalu penting 1 putaran 2 putaran, pasti yang kami galakkan adalah kemenangan untuk pasangan AMIN, entah itu akan ditempuh 1 putaran atau 2 putaran,” kata Laode pada Selasa (12/12/2023).

Akan tetapi, Laode menekankan bahwa hasil survei menandakan pemilu tidak mungkin satu putaran. “Nampaknya sangat susah untuk 1 putaran. Berarti memungkinkan itu 2 putaran. Jadi kalau pun ada pasangan mencoba mau 1 putaran, itu glorifikasi saja dari upaya penggiringan masyarakat,” kata dia.

Laode juga mengingatkan, Anies dulu juga kalah dalam survei saat Pilkada DKI Jakarta 2017. Namun, kata dia, Anies akhirnya memenangkan Pilkada DKI meski kalah dalam survei. Di sisi lain, mereka juga bingung survei asli dengan konsultan politik.

Oleh karena itu, kata dia, relawan akan terus berupaya untuk meyakinkan pemilih yang belum menentukan pilihan. Ia akan berupaya meyakinkan masyarakat lewat rekam jejak Anies, program, maupun visi-misi. Ia juga akan coba meyakinkan lewat permasalahan publik seperti perubahan sembako, biaya kuliah, dan soal kesehatan jika Anies-Muhaimin terpilih.

“Saya pikir dengan ide-ide ini dan ditunjukkan oleh fakta-fakta yang sudah pernah Mas Anies jalankan di Jakarta ini, akan terus kami sosialisasikan dan saya rasa masyarakat Indonesia akan mampu melihat mana pemimpin yang terbaik, yaitu pasangan Mas Anies dan Gus Muhaimin, kata Laode.

Hal senada diungkapkan perwakilan relawan pasangan nomor urut 3, Ganjar-Mahfud. Ketua Umum Santri Milenial (SAMIL) Indonesia, Fuad al-Athar, menilai kemunculan survei tidak lepas dari upaya kepentingan memengaruhi opini publik. Oleh karena itu, kata dia, pihaknya tidak terlalu menghiraukan hasil survei saat ini.

“Kami dibombardir dengan bertubi-tubi, dengan berbagai hasil survei yang menunjukkan kami begitu [kalah di survei], posisi kita tidak begitu bagus, itu menurut saya tidak bisa dijadikan pegangan, tentu kami punya survei internal yang bisa kami jadikan pedoman dalam melihat realitas elektoral yang sesungguhnya,” kata Fuad.

Fuad mengatakan, pendukung paslon Ganjar-Mahfud, terutama Samil Indonesia akan terus berupaya merangkul pemilih sebanyak mungkin, apalagi ada temuan survei Litbang Kompas bahwa persentase orang yang belum menentukan pilihan lebih dari 20 persen.

Di sisi lain, kata Fuad, mereka juga melihat pilpres masih tahap awal. Para relawan, termasuk SAMIL Indonesia, kata dia, masih punya beragam jurus untuk meyakinkan pemilih, apalagi saat ini banyak upaya dan narasi yang dibangun untuk membelokkan situasi.

“Tapi kami it's okay, itu sebagai penyemangat bagi kami dan kami sudah bisa mengukur dan kira-kira bayangan kita akan membuat respons seperti apa terhadap situasi ini,” kata Fuad.

Fuad kembali menekankan bahwa mereka akan berupaya memenangkan pasangan Ganjar-Mahfud dalam satu putaran atau dua putaran. “Kalau kami menang 1 putaran siap, menang 2 putaran juga siap. Yang penting Ganjar menang. Jangan sampai demokrasi kita sedang terancam, ini bahaya ini,” kata Fuad.

Faktor yang Memengaruhi Elektabilitas

Analis politik dari Universitas Multimedia Nusantara, Silvanus Alvin, mengatakan hasil survei bisa berubah-ubah akibat beragam faktor, mulai dari peristiwa politik, kinerja pemerintah, isu terkini hingga strategi kampanye. Oleh karena itu, perubahan elektabilitas beragam.

“Perubahan elektabilitas sering kali merupakan hasil dari kombinasi berbagai faktor. Hasil survei yang berbeda-beda dari lembaga survei dapat juga dipengaruhi oleh metodologi yang berbeda, responden yang berbeda, dan waktu pelaksanaan survei yang berbeda,” kata Alvin, Selasa (12/12/2023).

Ia juga menyoroti faktor elektabilitas para paslon. Dalam kasus Prabowo-Gibran misal, Alvin melihat tingginya elektabilitas mereka tidak lepas dari pengaruh nama besar Prabowo yang bisa dibilang di 10 tahun terakhir menghiasi panggung politik nasional. Nama besar tokoh tersebut bisa memberikan keuntungan dalam hal elektabilitas.

“Tidak hanya itu, ditambah dengan pengaruh figur dari Gibran yang membawa para loyalis sang ayah [Jokowi] merapat ke pasangan ini. Kemudian, patut diperhitungkan pula faktor dukungan dari partai politik yang kuat juga dapat memberikan dorongan signifikan terhadap elektabilitas,” kata Alvin.

Sementara itu, Alvin menilai, penurunan elektabilitas Ganjar-Mahfud dipengaruhi secara signifikan oleh isu-isu kontroversial. Salah satunya perihal PDIP yang seakan bergaya oposisi, padahal partai pemenang pemilu dan pengusung Jokowi selama dua periode.

“Di sisi lain, Anies-Muhaimin mungkin telah mengadopsi strategi kampanye yang efektif atau fokus pada isu-isu yang saat ini relevan di mata masyarakat. Seperti dalam analisis yang sebelumnya, pasangan ini lebih berfokus pada mengampanyekan pesan perubahan yang mereka bawa, dan tidak mau terjebak dalam drama politik kubu nomor 2 dan nomor 3,” kata Alvin.

Meski demikian, Alvin mengaku sulit memprediksi siapa yang akan lolos dua putaran, karena dinamika politik berubah-ubah terus. Akan tetapi, ia menilai Prabowo-Gibran memiliki peluang lebih besar untuk masuk putaran kedua. Oleh karena itu, debat akan memengaruhi elektabilitas.

“Debat dapat memainkan peran penting dalam membentuk persepsi publik terhadap kandidat. Kinerja baik atau buruk dalam debat dapat memengaruhi elektabilitas. Melihat 3 pasangan yang ada, saya rasa kecil untuk salah satu pasangan menang dalam 1 putaran,” kata Alvin.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz