Menuju konten utama
Pemilu Serentak 2024

Gaya Komunikasi Gibran & Seberapa Pengaruh bagi Pemilih Pilpres?

Kunto menilai faktor public speaking tidak akan terlalu berpengaruh ke tingkat keterpilihan pada Pilpres 2024.

Gaya Komunikasi Gibran & Seberapa Pengaruh bagi Pemilih Pilpres?
Calon wakil presiden nomor 2 Gibran Rakabuming Raka memberikan sambutan saat menghadiri deklarasi buruh pelabuhan di Rusun Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu (9/12/2023). (ANTARA/Fath Putra Mulya)

tirto.id - Gibran Rakabuming Raka menjadi pusat perhatian menjelang debat perdana pasangan capres dan cawapres yang akan dilaksakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI pada Selasa (12/12/2023). Selain minim jam terbang, banyak orang mengkhawatirkan gaya komunikasi atau public speaking Gibran dianggap banyak kekurangan.

Public speaking adalah kemampuan berbicara di depan khalayak umum dengan tujuan menyampaikan pesan secara efektif. Modal itu, seyogyanya menjadi hal utama yang harus dipegang pemimpin di negeri ini.

Akan tetapi, Gibran memilih gaya komunikasi irit bicara dan tidak banyak berubah. Beberapa kali Gibran bahkan ogah banyak bicara ketika berpidato menghadiri deklarasi dan acara-acara diskusi bersama pendukungnya.

Pada saat deklarasi bersama buruh pelabuhan di Rusun Cilincing, Jakarta Utara, misalnya, Gibran tak panjang lebar berpidato. Dalam kampanyenya itu, Gibran hanya menyoroti dua hal yakni sertifikasi profesi untuk buruh pelabuhan dan perbaikan rusun Cilincing.

Tak sampai empat menit, Wali Kota Surakarta itu menyudahi sambutannya. Hal ini kemudian direspons seorang moderator yang mengenakan kaos putih bergambar Prabowo-Gibran “Segitu aja Mas Gibran jauh-jauh dari Solo?”

Potret irit bicara Gibran juga beberapa kali terekam. Misalnya, Gibran sempat diminta tanggapannya oleh salah seorang mahasiswa S2 yang mengaku dirinya masih kesulitan mencari pekerjaan. Dengan enteng Gibran memberikan jawaban singkat, “Jadi pengusaha,” tanpa menyertakan rincian dan langkah-langkah konkret menjadi pengusaha tersebut.

Padahal Gibran pernah dan hingga saat ini masih menjalani profesi sebagai seorang pengusaha dan dalam visi misinya bersama Prabowo Subianto, paslon nomor urut 2 ini menekankan pentingnya meningkatkan lapangan kerja berkualitas. Mestinya Gibran secara panjang lebar fasih menjelaskan bagaimana cara menjadi pengusaha tersebut.

Dalam kesempatan lain, ketika Gibran mengunjungi sebuah pasar, ada seorang ibu menyampaikan keluhannya kepada Gibran ihwal harga-harga bahan pokok yang dirasakan semakin mahal. Tanpa beban Gibran menjawab singkat: “Harga-harga akan stabil pada awal tahun.”

Gibran sama sekali tidak memberikan rincian bagaimana strategi ekonomi yang akan dlakukan bersama Prabowo untuk menstabilkan harga-harga tersebut.

Putra sulung Presiden Joko Widodo itu, juga beberapa kali terlihat absen di panggung debat yang diadakan stasiun televisi hingga akademisi kampus dan lainnya. Tak sedikit, masyarakat menilai kemampuan public speaking Gibran buruk dan terkesan mengindari debat-debat.

Bagian Strategi Jitu TKN Prabowo-Gibran?

Analisis politik dari Universitas Padjadjaran, Kunto Adi Wibowo, menilai komunikasi Gibran yang irit bicara dan menghindari debat-debat di luar yang diselenggarakan KPU menjadi bagian strategi dari tim pemenangnya. Menurut Kunto, Gibran sengaja disimpan dan dipersiapkan pada saat debat resmi.

“Ini adalah taktik atau strategi dari tim pemenangnya Prabowo-Gibran untuk menyimpan Gibran," kata Kunto, kepada Tirto, Senin (11/12/2023).

Kunto menyebut, tim pemenangan Prabowo-Gibran berhasil membuat publik berekspektasi kepada Gibran rendah sebelum memasuki debat resmi KPU. Karena ketika ekspetasinya rendah, namun saat debat Gibran berhasil melampaui ekspetasi publik, maka berdampak positif kepada Prabowo-Gibran.

“Ketika di debat dia melampaui ekspektasi itu, walaupun melampaui hanya sedikit dan ketika itu terjadi, mereka yang belum menentukan pilihan bisa jadi ke Prabowo-Gibran," kata Kunto.

"Dan itu memang disimpan oleh timnya Prabowo-Gibran," lanjut Kunto.

Menurut Kunto, faktor public speaking tidak terlalu dominan dalam debat dan tingkat keterpilihan pada Pilpres 2024. Karena debat pada akhirnya lebih ke siapa yang lebih perform visualnya, sehingga melampaui harapan publik.

"Itu yang bisa jadi pendongkrak elektabilitas nanti di survei maupun ketika hari H,” kata Kunto.

Survei Litbang Kompas pada Desember 2023 turut merekam tingkat elektabilitas calon wakil presiden (cawapres). Berdasarkan jajak pendapat yang berlangsung pada 29 November hingga 4 Desember 2023, angka elektabilitas tertinggi diraih oleh Gibran Rakabuming Raka.

Wali Kota Solo itu memperoleh tingkat elektoral sebesar 37,3 persen. Tingkat elektabilitas urutan kedua diduduki oleh cawapres nomor urut 3, Mahfud MD, dengan capaian 21,6 persen dan tingkat elektabilitas urutan ketiga dihuni oleh cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar.

Jajak pendapat ini melibatkan 1.364 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia. Survei memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error lebih kurang 2,65 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Sementara jika menilik Lembagai Survei Indonesia (LSI) mengenai elektabilitas tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka masih unggul berada di 45,6 persen. Selanjutnya diikuti pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD (23,8 persen) dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (22,3 persen).

Angka elektabilitas Prabowo-Gibran cenderung mengalami peningkatan dibandingkan periode survei Oktober yang yang hanya berada di 35,9 persen. Kenaikan juga terjadi pada pasangan Anies-Cak Imin dari sebelumnya di Oktober hanya 19,6 persen. Sedangkan Ganjar Pranowo-Mahfud mengalami penurunan dibandingkan dengan Oktober 2023, yaitu 26,1 persen.

Survei LSI dilakukan periode 3-5 Desember 2023 melalui wawancara via telepon dengan responden sebanyak 1.426. Sementara tingkat margin of error 2,6 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

“Sebenarnya Gibran wakil presiden ya, jadi kan orang memilih gara-gara presidennya, bukan wakil presidennya gitu. Karena tetap saja siapa yang dipilih pasti presidennya, bukan wakil presiden,” kata Kunto.

Gibran Bakal Beri Kejutan saat Debat

Di sisi lain, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Andre Rosiade, menegaskan bahwa Gibran akan menunjukkan performanya sebagai anak muda dalam debat perdana. Dia menjamin, Gibran mampu bersaing dengan wakil pasangan lainnya Mahfud MD dan Cak Imin.

“Nanti kita lihat waktu yang akan membuktikan. Mas Gibran sudah menunjukkan kapasitasnya debat waktu Pilkada Solo," tegas Andre dalam rilis survei LSI: Debat Capres, Netralitas Pemilu, dan Elektabilitas, dikutip Senin (11/12/2023).

Andre tak mempersoalkan, jika saat ini masyarakat banyak yang tersenyum dan mentertawakan gaya komunikasi Gibran dianggap kurang berpengalaman. Namun, dia memastikan, Gibran akan menampilkan kapasitas terbaiknya dan membuat masyarakat menjadi terpukau saat debat nanti.

“Lihat nanti semua akan mingkem terdiam melihat bagaimana seorang Gibran bisa bicara, bisa menjelaskan program dan bisa memberikan solusi apa yang diinginkan oleh rakyat," kata Andre.

TKN sendiri meyakini Gibran adalah pasangan yang tepat bagi Prabowo Subianto untuk melanjutkan keberhasilan kepemimpinan Jokowi. “Jadi tunggu pasangan kami, cawapres kami bukan kaleng-kalengan. Gibran sebagai anak muda bisa bersaing dengan Mahfud dan Cak Imin,” kata dia.

Sementara itu, Gibran sendiri mengaku siap menghadapi debat perdana. Hanya saja, Gibran enggan membicarakan secara gamblang persiapannya menghadapai debat.

“Ya, siap saja sih saya, makasih, ya," kata Gibran usai acara bertajuk Waktunya Indonesia Maju di Sentul Internasional Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Minggu (10/12/2023).

Putra sulung Presiden Jokowi itu juga enggan berkomentar lebih jauh mengenai debat perdana, termasuk para panelisnya nanti. “Panelisnya saya enggak tahu siapa," tutur Gibran.

Pakar Komunikasi Politik, Hendri Satrio, melihat bahwa debat capres-cawapres ini memang bakal ditunggu masyarakat untuk bagaimana mereka melihat kualitas daripada masing-masing calonnya. Namun, apa yang bisa menaikkan dan menurunkan elektabilitas di debat itu bisa dilihat dari sisi substansi dan blunder.

“Jadi kalau public speaking itu dinilai bisa jadi blunder, payah dinilai jadi blunder, ya blunder lah penilaiannya," ujar Hendri kepada Tirto, Senin (11/12/2023).

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Politik
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Abdul Aziz