tirto.id - Pembangunan yang sedang terjadi di Indonesia merupakan pembangunan yang terjadi di Indonesia bukan pembangunan Indonesia. Indikatornya, pembangunan selama ini telah menggusur orang miskin bukan kemiskinan.
Prof. Dr. Sri Edi Swasono mengatakan hal tersebut dalam acara Launching Buku dan Jagongan Ekonomi Kerakyatan, “Pemikiran Ekonomi Kerakyatan Mohammad Hatta: Jalan Politik Kemakmuran Indonesia,” di Universitas Gadjah Mada, Jumat (12/8/2016).
Di sela-sela memberikan penjelasan mengenai ekonomi rakyat ala Bung Hatta, Guru Besar Ilmu Ekonomi ini menyatakan kekhawatirannya mengenai kondisi perekonomian Indonesia yang dirasanya terjadi eksklusivisme.
“Yang saya takutkan, eksklusivisme semakin meningkat! Rumah sakit sendiri, universitas sendiri, apotik sendiri, orang-orang Tionghoa makin menjadi eksklusiv, ndak nyampur,” katanya.
Apabila eksklusivisme hilang, maka ekonomi rakyat akan benar-benar menjadi ekonomi milik kita semua. Menurutnya, ekonom-ekonom indonesia saat ini, terutama yang memperoleh pendidikan Amerika, memiliki penyakit terhegemoni ilmu ekonomi barat, tidak mengenal filsafat Indonesia dan tidak mengenal pancasila. Akibatnya pembangunan tidak berjalan untuk kepentingan pribumi.
“Apa-apa mangkrak!” serunya.
Selain itu, ia menyebut contoh lain seperti pembangunan mall, apartemen, dan hotel-hotel. Menurutnya, pribumi tidak memiliki kesempatan menjadi bagian dari mall, karena ketika pembangunan mall sudah jadi mereka tidak mampu menyewa kios itu.
"1 meter persegi Rp45 juta, jadi yang tinggal di sana orang lain! Jadi pribumi dapat yang pinggir jalan," ungkapnya.
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh