Menuju konten utama

Nilai Perdagangan AS-Indonesia Tembus 13,02 Miliar Dolar AS

Nilai total perdagangan antara Indonesia dan AS pada periode Januari-Juli 2016 mencapai 13,02 miliar dolar AS, dengan neraca perdagangan mengalami surplus sebesar 5,23 miliar dolar AS

Nilai Perdagangan AS-Indonesia Tembus 13,02 Miliar Dolar AS
Warga berjalan dengan latar belakang suasana pelabuhan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (18/10). Bank Indonesia (BI) melaporkan surplus neraca perdagangan Indonesia meningkat pada bulan September 2016 sebesar 1,22 miliar dollar AS, lebih tinggi dibandingkan surplus pada Agustus 2016 yang sebesar 0,36 miliar dollar AS. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa.

tirto.id - Nilai total perdagangan antara Indonesia dan AS pada periode Januari-Juli 2016 mencapai 13,02 miliar dolar AS, dengan neraca perdagangan mengalami surplus sebesar 5,23 miliar dolar AS atau naik 1,75 persen dibandingkan tahun 2015 yang hanya mencapai 5,14 miliar dolar AS.

Oleh karenanya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berupaya meningkatkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Amerika Serikat melalui perjanjian bilateral, yang diharapkan dapat memacu investasi dari Amerika Serikat ke Indonesia serta memperluas pasar ekspor bagi produk industri dalam negeri Indonesia.

"Karena menurut Pak Duta Besar, orientasi AS saat ini adalah pada perjanjian bilateral. Untuk itu, kami menyampaikan, perdagangan kedua negara harus ditingkatkan," kata Menteri Airlangga selepas bertemu Duta Besar AS untuk Indonesia, Joseph R. Donovan Jr. di Kementerian Perindustrian, di Jakarta, Selasa, (14/2/2017) seperti yang dikutip dari Antara.

"Bagi Indonesia, AS menjadi salah satu pasar yang sangat strategis," ujarnya menambahkan.

Menurut Airlangga, kerja sama kedua negara khususnya di sektor industri perlu ditingkatkan lagi karena bersifat saling melengkapi.

"Selama ini, investasi Amerika masuk ke Indonesia utamanya di sektor industri padat modal dan teknologi," ujarnya.

Selain itu, ia mengatakan Indonesia dapat mengisinya melalui industri yang cukup berdaya saing seperti kelompok sektor tekstil, pengolahan karet, kulit, barang kulit dan alas kaki, serta makanan, dan minuman.

Airlangga juga menyampaikan pihaknya saat ini tengah mendorong perjanjian bilateral untuk meningkatkan ekspor industri tekstil Indonesia ke AS.

"Saat ini, produk tekstil kita kena bea masuk di sana sebesar 12,5 persen. Sedangkan, Vietnam sudah nol persen karena ada agreement kedua negara. Jadi, perjanjian tersebut juga akan mendongkrak daya saing produk kita," katanya.

Menperin juga meminta investor AS terus menanamkan modalnya di Indonesia terutama untuk memenuhi beberapa kawasan industri yang telah tersedia, misalnya kawasan industri di Dumai dan Tanjung Buton, Riau. Selanjutnya, kawasan industri di Berau-Kalimantan Timur, Gresik-Jawa Timur, Kendal-Jawa Tengah, serta Morowali-Sulawesi Tengah.

"Di Sulawesi, kami fokuskan untuk industri pengolahan mineral serta di Riau dan Kalimantan Timur menjadi kawasan industri untuk pengolahan CPO," sebutnya.

Airlangga juga berharap, tahun ini ada tambahan investasi atau ekspansi yang terealisasi dari pelaku industri AS, termasuk Apple yang akan membangun pusat inovasi di Indonesia.

"Pada semester pertama ini, innovation center mereka segera beroperasi. Mereka juga janji akan bangun lebih di tiga kota. Ini akan mendorong investasi berikutnya," paparnya.

Baca juga artikel terkait NERACA PERDAGANGAN atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Bisnis
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh