Menuju konten utama

Nestapa Keluarga Tapol Papua, Sulit Jenguk Sampai Tembakan Asap

Saat keluarga dan penasihat hukum sedang menjenguk Surya Anta dkk di Mako Brimob. Tiba-tiba meluncur satu selongsong peluru ke dalam ruang kunjungan dan disusul tembakan lain.

Nestapa Keluarga Tapol Papua, Sulit Jenguk Sampai Tembakan Asap
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono melakukan pemeriksaan sel tahanan 6 mahasiswa Papua yang menjadi tersangka atas tuduhan makar di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok pada Jumat (20/9/2019). FOTO/Humas PMJ

tirto.id - Keluarga tahanan politik Papua berkumpul di Kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) pada Selasa (19/11/2019). Mereka bercerita sulitnya menjenguk enam orang tahanan politik itu, termasuk soal tembakan peluru asap ke ruang kunjungan.

"Kami hendak menyoroti adanya tembakan asap dari pihak kepolisian yang sedang berlatih di Mako Brimob, Kelapa Dua pada tanggal 25 Oktober," kata istri dari tapol Surya Anta Ginting, Lucia Francisca pada Selasa (19/11/2019).

Menurut Lucia saat itu keluarga dan penasihat hukum sedang menjenguk Surya Anta dkk di Mako Brimob, Kelapa Dua. Tiba-tiba meluncur satu selongsong peluru ke dalam ruang kunjungan dan disusul tembakan lainnya.

Juru bicara keluarga tapol, Suarbudaya Rahadian yang juga berada di lokasi mengatakan seisi ruangan langsung dipenuhi asap dan pihak keluarga dilanda kepanikan, terlebih saat itu ada ibunda dari Surya Anta.

"Beberapa tembakan itu jatuh persis menimpa hampir beberapa centi meter dari kepala saya dan ini selongsongnya dipegang saya," kata Suarbudaya sambil memamerkan selongsong peluru yang disimpan.

Dua orang tapol, Ambrosius Mulait dan Dano Tabuni sempat berteriak meminta mereka dikeluarkan. Namun, lanjut Suarbudaya, Provos malah memerintahkan mereka tetap bertahan di dalam ruangan yang penuh asap sambil menyiapkan senapam laras panjang. Baru 15 menit kemudian barulah mereka diperkenankan keluar.

"Kami bertanya pada pimpinan Mako Brimob dan mereka tidak memberi jawaban sebenarnya siapa yang bertanggung jawab atas kelalaian ini," kata Suar.

Kejadian itu pun seolah menggenapi nestapa keluarga tapol Papua. Suar mengatakan keluarga harus mengurus izin ke Polda Metro Jaya untuk sekadar menjenguk dan kadang harus menunggu berjam-jam di Mako Brimob.

Keluarga pun sempat dilarang berkunjung pada Jumat 15 November 2019 dengan alasan pertemuan kapolda seluruh Indonesia dan perayaan Hari Jadi Brimob.

Namun pada hari yang sama, Forum Kerja Sama DPR dan DPD RI asal daerah pemilihan Papua dan Papua Barat justru diperkenankan bertemu para tapol. Sebelumnya pun beberapa tokoh diperkenankan bertemu tapol tanpa administraai berbelit dan di luar waktu kunjungan.

Keluarga tapol, Vonni Kogoya menyayangkan hal ini, keluarga dan kuasa hukum yang justru paling berkepentingan dengan para tapol justru kerap dipersulit untuk kunjungan.

"Mengapa ada perlakuan yang berbeda terhadap kuasa hukum dan keluarga? Apakah posisi mereka sebagai tokoh ataupun elite politik membuat mereka harus dibedakan dengan kuasa hukum dan keluarga?" tanya Vonni di YLBHI, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (19/11/2019).

Baca juga artikel terkait TAPOL atau tulisan lainnya dari Mohammad Bernie

tirto.id - Hukum
Reporter: Mohammad Bernie
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Irwan Syambudi