tirto.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengakhiri masa uji coba OK Otrip (One Karcis One Trip). Berakhirnya masa uji coba itu ditandai dengan penandatanganan kesepakatan antara Trans Jakarta dengan 11 operator angkutan kecil sebagai mitra.
Program yang mengintegrasikan antara Trans Jakarta dengan angkot dan bus kecil itu diklaim telah terdiri dari 483 armada dan melayani 33 rute. Per harinya, di perkirakan ada 58 ribu penumpang yang dilayani dengan program OK Otrip.
“Ini menunjukkan bahwa angkutan umum massal memberikan hasil yang positif. Kami bersyukur karena angkutan masal di DKI Jakarta bisa dikelola dengan baik, nyaman, dan aman,” ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta pada Senin (1/10/2018).
Untuk selanjutnya, Anies telah berniat akan mengganti nama OK Otrip dengan nama lain. Ia berdalih bahwa OK Otrip hanya digunakan sebagai eksperimen, sementara pemerintah provinsi saat ini menginginkan sebuah nama yang memiliki makna integrasi.
Anies menyebutkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memikirkan dan menyiapkan sejumlah alternatif nama. Hanya saja, ia mengklaim pemilihan nama sedang difinalisasi sehingga dirinya pun tidak bersedia membeberkan calon nama pengganti OK Otrip.
“Harapannya kan LRT, MRT, BRT, medium bus, dan micro bus terintegrasi dalam satu sistem. Payungnya itulah yang menjadi nama [alat] transportasinya,” ucap Anies.
Masih dalam kesempatan yang sama, Anies mengklaim bahwa pengguna Trans Jakarta mengalami peningkatan seusai perhelatan Asian Games 2018 pada Agustus lalu. Ia pun berharap fenomena tersebut dapat terus bertahan dengan diikuti angkutan umum massal yang lebih tertib dan terintegrasi.
“Dengan semakin banyak rute [yang dilalui], warga DKI Jakarta bisa menggunakan kendaraan umum dari mana saja ke mana saja. Kami menginginkan keterjangkauan dari segi harga maupun lokasi,” ungkap Anies.
Direktur Utama PT Trans Jakarta Budi Kaliwono mengklaim kenaikan penumpang secara month-to-month dari Agustus ke September 2018 adalah sebesar 3,5 persen. Budi pun sempat menyampaikan keinginan Gubernur Anies yang menghendaki adanya penerapan tarif baru pada program integrasi tersebut.
Editor: Agung DH