Menuju konten utama
Masalah Kemiskinan & Stunting

Muhadjir Sebut Saat Ini Desa Sudah Punya Data Kemiskinan Ekstrem

Desa diminta verifikasi dan melaporkan ke pemerintah daerah. Data tersebut dikirim ke Kemenko PMK untuk ditindaklanjuti.

Muhadjir Sebut Saat Ini Desa Sudah Punya Data Kemiskinan Ekstrem
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy (kanan) didampingi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (kiri) melakukan jumpa pers di Gedung IGD RSUD Dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (8/5/2022). ANTARA FOTO/Didik Suhartono/YU

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy melaporkan bahwa desa sekarang memiliki data kemiskinan dan kemiskinan ekstrem. Data ini nanti akan dikirim ke Kemenko PMK untuk ditindaklanjuti.

“Jadi sekarang setiap desa itu sudah punya data khusus untuk orang-orang yang miskin ekstrem di tempat itu,” kata Muhadjir di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (8/2/2023).

Muhadjir mengatakan, data desa bermanfaat untuk verifikasi data dari hasil triangulasi antara BKKBN lewat sensus tahunan dan DTKS. Desa diminta verifikasi dan melaporkan ke pemerintah daerah terkait. Data tersebut dikirim ke Kemenko PMK untuk ditindaklanjuti.

“Jadi sekarang untuk data kemiskinan ekstrem itu langsung di bawah kontrol Kemenko PMK sehingga kita bisa tahu misalnya masing-masing by name by address itu dan kita bisa tahu seberapa diintervensi oleh masing-masing daerah,” kata Muhadjir.

Muhadjir juga memastikan bahwa pelaksanaan program tidak akan memasang target. Akan tetapi, proses verifikasi harus berjalan setiap waktu.

“Ini nggak ada target. Pokoknya tiap hari. Tiap hari terus ada. Karena kan sebetulnya miskin itu dinamis kan? Ada yang semua kaya, tiba-tiba jatuh miskin kan? Ada yang miskin tiba-tiba jadi kaya, kan, juga banyak,” kata Muhadjir.

Di saat yang sama, Muhadjir mengaku ada arahan dari Jokowi setelah mendengar laporan kerja pemberantasan kemiskinan ekstrem. Ia mengaku, Jokowi menginstruksikan dua hal untuk ditangani serius, yakni soal kemiskinan ekstrem dan stunting.

“Beliau meminta supaya memerintahkan kepada saya untuk betul-betul dikawal untuk penanganan 2, terutama yaitu kemiskinan ekstrem dan pengurangan stunting,” kata Muhadjir.

Muhadjir melaporkan sejumlah langkah yang telah dilakukan. Pertama, Muhadjir melakukan roadshow virtual kepada pemerintah daerah dan menanyakan kebutuhan dalam penanganan kemiskinan ekstrem dan stunting. Jika kementerian dan lembaga di bawah Kemenko PMK, maka kekurangan langsung ditindaklanjuti.

"Jadi harus jelas apa yang dibutuhkan, di mana tempatnya dan untuk apa, termasuk misalnya sekarang ini yang sedang kita sisir adalah kebutuhan USG, dan antropometri," lanjut Muhadjir.

“Pada setiap Puskesmas sekarang harus sudah punya USG untuk memeriksa kehamilan karena USG ini sangat penting karena kalau kondisi janin tidak baik, masih berada di dalam kandungan itu lebih mudah intervensinya karena langsung lewat ibunya kan? Tapi kalau sudah lahir malah merepotkan,” kata Muhadjir.

Muhadjir menilai kebutuhan USG penting untuk melihat kondisi kandungan. Ia sebut, penggunaan USG dan antropometri lebih akurat dalam pengukuran demi mencegah stunting.

"Dulu sebelum ada USG kan diraba-raba saja itu, dikira-kira sama bidan, sama dokter kandungan. Sekarang sudah bisa kan? Kepala bisa dilihat diameter kepala, ini bisa diketahui, ini sudah tumbuh atau belum kepalanya,” kata Muhadjir.

Baca juga artikel terkait ANGKA KEMISKINAN atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz