



tirto.id - Puncak haji 2025 telah terlaksana. Menteri Agama sekaligus Amirulhaj, Nasaruddin Umar, pun sampaikan rasa syukurnya karena 95 persen pelaksanaan haji sesuai rencana. Meski begitu, ia tak menampik adanya sejumlah kendala teknis.
Menurut Nasaruddin, pemerintah telah berupaya maksimal dalam melayani jemaah, mulai dari penyesuaian kebijakan hingga teknis lapangan. Namun, ia mengakui adanya regulasi baru dari Otoritas Arab Saudi yang berdampak pada teknis pelaksanaan.
"Dan itu bukan hanya dialami oleh Indonesia, tapi juga jemaah-jemaah [dari negara] lain," ungkapnya.
Ia juga tidak menampik adanya ketidaknyamanan yang dirasakan jemaah, seperti keterlambatan bus, kemacetan, pemisahan jemaah dari pendamping, serta penempatan tenda di Arafah. Namun, seluruh persoalan tersebut akhirnya dapat diatasi.
"Maka itu dari lubuk hati kami yang sangat dalam, kami menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyamanan beberapa kloter, beberapa orang mengalami keterlambatan, terpisah di Makkah, masalah penempatan tenda di Arafah, serta terjadinya keterlambatan di Muzdalifah dan kemacetan," ucapnya.
Usai menuntaskan rangkaian ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, jutaan jemaah haji dari seluruh dunia—termasuk Indonesia—menunaikan tawaf ifadah, tawaf wada, hingga umrah sunah di Masjidil Haram. Kloter kepulangan jemaah haji pun secara bertahap mulai dilaksanakan sejak 11 Juni hingga 25 Juni 2025.
Reporter: Fahreza Rizky