tirto.id - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko menyatakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih kalah saing dengan negara lain dalam penawaran lelang Wilayah Kerja (WK) Minyak dan Gas Bumi. Salah satu penyebabnya, kata mantan Panglima TNI, karena kontraktor masih terkendala investasi.
"Pemerintah melakukan penawaran 26 Wilayah Kerja migas, banyak kontraktor bersemangat, namun harus diakui bahwa penawaran dari pemerintah dibanding negara lain masih kalah bersaing," ungkap Moeldoko di Jakarta, Selasa (27/3/2018).
Ia menyatakan, Menteri ESDM Ignasius Jonan telah memangkas berbagai aturan. Pasalnya, ada 100 peraturan dalam Mineral dan Batu Bara (Minerba) serta Minyak dan Gas (Migas) yang dinilai tidak menarik investasi.
Moeldoko mengatakan, masalah investasi ini selalu ditekankan oleh Presiden Joko Widodo. Pasalnya, investasi di hulu migas menjadi salah satu penghambat kurangnya produksi migas.
"Sektor migas saat ini ada perbedaan signifikan antara input dan output. Salah satu penyebab utama karena tidak seimbangnya konsumsi dengan produksi. Produksi migas ini masih terhambat karena faktor investasi," ungkap Moeldoko.
Menurut Moeldoko, Presiden Jokowi selalu menekankan agar mengoptimalkan kemudahan berusaha setiap kali rapat terbatas terkait investasi dan ekspor.
Ia mengatakan, sejumlah aturan yang tidak sesuai, bahkan implementasinya melalui Peraturan Daerah (Perda) di tingkat Pemerintah Daerah, jangan sampai membelenggu investor.
Pria kelahiran Kediri ini menambahkan, penerapan SNI ISO 37001 Tahun 2016 tentang Sistem Manajemen Anti-Penyuapan di sektor hulu migas, khususnya SKK Migas, dapat meningkatkan daya tarik investor.
"Penerapan SNI di SKK Migas diharapkan dapat meningkatkan daya tarik investor dengan mengurangi biaya ekonomi tinggi yang tidak diperlukan. Hadirnya ISO 37001 akan memberikan semangat berinvestasi dan efisiensi," ujar Moeldoko.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto