tirto.id - Keinginan Presiden Joko Widodo untuk memiliki infrastruktur teknologi digital Indonesia belum terwujud hingga hari ini. Sejak menjabat presiden, Jokowi sudah mengunjungi Silicon Valley, sebuah daerah di California, Amerika Serikat, pada 2016, dua tahun setelah dilantik.
Tidak kurang tiga raksasa teknologi dunia (Google, Facebook dan Twitter) bermukim di Lembah Silikon itu. Jokowi menemui bos dari ketiga kantor perusahaan teknologi dunia itu dalam kunjungan singkat tersebut. Kunjungan Jokowi merupakan balasan dari kedatangan bos Facebook Mark Zuckerberg ke Jakarta dua tahun sebelumnya.
Setelah berkunjung ke Silicon Valley, Jokowi ingin mewujudkan ekosistem digital serupa di Indonesia.
Sejak rencana Ibu Kota Negara baru di Kalimantan Timur mengemuka pada 2019, Jokowi setidaknya dua kali menyampaikan keinginan membikin Silicon Valley di IKN. Di lembah Silikon IKN, kata Jokowi, para diaspora Indonesia yang bekerja di perusahaan teknologi raksasa akan ditarik untuk bekerja di pusat inovasi, riset dan teknologi impiannya.
“Saya telah minta di ibu kota baru nanti disediakan klaster khusus untuk pengembangan riset dan inovasi seperti Silicon Valley, yang di dalamnya ada pusat riset dan inovasi kelas dunia, juga disediakan ruang bagi world class university; menjadi pusat pengembangan talenta-talenta yang kita miliki,” kata Presiden Jokowi dalam rapat Kemenristek pada 2020.
Namun, proyek IKN mandek untuk sementara waktu seiring pandemi COVID-19 melanda dunia, yang bikin rencana Jokowi menghadirkan Silicon Valley tertunda.
BSD Didorong Jadi 'Silicon Valley'-nya Indonesia
Meski begitu, pusat inovasi seperti keinginan Jokowi mulai tumbuh antara lain di Bumi Serpong Damai City, Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Setidaknya tiga perusahaan teknologi digital besar dunia sudah berkantor di BSD: Apple (2018), Grab (2019), dan Traveloka (2021). Masing-masing perusahaan teknologi dan digital raksasa ini telah membuat kantor riset dan pengembangan (R&D) di kawasan yang dikembangkan oleh Sinarmas Land, salah satu perusahaan properti terbesar di Indonesia.
BSD menurut Kementerian Perindustrian didesain serupa dengan Silicon Valley, setidaknya punya fasilitas sama seperti pusat inovasi. Pusat riset Apple di BSD menelan dana Rp1,1 trilun, antara lain telah membuat pelbagai pelatihan intensif bersama Universitas Bina Nusantara dalam kelas atau akademi dengan fokus teknologi informasi seperti pembuatan aplikasi. Cara itu sama persis dengan kegiatan di Silicon Valley dengan saling berbagi pengalaman dan ilmu.
Menteri Komunikasi dan Informastika, Jhonny G Plate mendukung rencana BSD menjadi "digital hub" seperti Silicon Valley ala Amerika Serikat.
“Dengan banyak perusahaan teknologi yang lahir di Indonesia saat ini, diharapkan wilayah maupun perkantoran berkonsep smart semakin bertambah, sehingga tercipta lebih banyak inovasi yang berkontribusi terhadap masyarakat Indonesia. Sangat tepat jika BSD City ini akan menjadi Silicon Valley-nya Indonesia,” kata Plate saat peresmian kantor Traveloka di BSD, 1 April lalu.
Seiring waktu, Indonesia saat ini punya lima perusahaan teknologi digital tergolong unicorn (punya valuasi USD$ 1 miliar) dan satu decacorn (bervaluasi USD$ 10 miliar). Indonesia juga menjadi rumah bagi 2.193 startup. Suburnya perusahaan teknologi digital menjadikan ekonomi digital dan industri 4.0 Indonesia paling cepat di Asia Tenggara, demikian kata Jokowi.
Silicon Valley dari Sukabumi
Rupanya, Budiman Sudjatmiko yang getol bicara inovasi teknologi tengah merancang 'Silicon Valley' di Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Ia menamainya Bukit Algoritma. Dalam pembangunan, politikus PDIP ini mengklaim tidak memakai duit negara kendati biaya yang diperlukan cukup besar mencapai Rp18 triliun di lahan seluas 888 hektare.
Tahap awal pembangunan berupa infrastruktur dikerjakan oleh PT Amarta Karya (AMKA), sebuah BUMN konstruksi.
“Untuk tahap pertama selama tiga tahun, AMKA menjadi mitra kepercayaan untuk membangun infrastruktur, termasuk akses jalan raya, fasilitas air bersih, pembangkit listrik, gedung konvensi dan fasilitas‐fasilitas lain,” kata Budiman
Dalam wawancara dengan Tirto, Budiman mengklaim punya mimpi membangun ‘Silicon Valley'-nya Indonesia, salah satunya didorong keresahan banyak ilmuwan, periset, dan inovator yang merasa kurang mendapat tempat di negara sendiri. Bukit Algoritma akan diisi oleh orang-orang dari klub bikinannya, Inovator 4.0 yang beranggota 200-an orang, ujar Budiman.
Editor: Rio Apinino