tirto.id - Salinan aplikasi DeepNude masih beredar di internet melalui forum dan message boards, sebagaimana dilaporkan The Verge dilansir Kamis (4/7/2019).
The Verge juga menjumpai beberapa laman yang seolah-olah menawarkan tautan unduhan salinan aplikasi itu, di antaranya di channel Telegram, message boards 4chan, diskripsi video di YouTube, bahkan di GitHub.
"Kami tak dapat menguji semua tautan yang disebutkan, kami memverifikasi bahwa beberapa salinan perangkat lunak dibagikan di forum," tulis The Verge.
Pada Senin (1/7) lalu, Discord membekukan seorang seller anonim yang menjual aplikasi itu seharga 20 dolar AS, sebagaimana dilaporkan Vice melansir Motherboard.
"Kami memiliki DeepNude V2 versi lengkap dengan meretas perangkat lunak untuk penyesuaian dan meningkatkan program," tulis seller itu yang ia klaim telah menghilangkan tanda air.
Sementara pengguna yang mengunggah DeepNude versi open-source ke GitHub, kesal atas upaya yang ia sebut sebagai "menyensor pengetahuan." Ia juga menolak kekhawatiran bahwa aplikasi ini berbahaya bagi wanita.
Seperti diketahui bahwa aplikasi DeepNude pada 27 Juni 2019 atau tepat sepekan yang lalu telah "tamat" riwayatnya.
Melalui akun Twitter @deepnudeapp, pengembang perangkat lunak untuk Windows dan Linux ini mengeluarkan pernyataan tentang penarikan aplikasi mereka.
"Ini adalah sejarah singkat, dan akhir dari DeepNude. Kami membuat proyek ini untuk hiburan pengguna beberapa bulan yang lalu. Kami pikir kami bisa melakukan beberapa penjualan setiap bulan secara terkendali. Jujur, aplikasinya tidak terlalu bagus, hanya bekerja dengan foto tertentu. Kami tidak pernah berpikir bahwa itu akan viral dan kami tidak dapat mengendalikan peredarannya. Kami sangat meremehkan pesan tersebut," tulisnya saat itu.
Melalui aplikasi DeepNude, menggunakan teknik deepfake, gambar manusia bisa digabungkan dengan teknologi kecerdasan buatan (AI), salah satunya untuk melucuti pakaian yang dikenakan di dalam foto agar telihat telanjang.
Dengan menggunakan aplikasi DeepNude, semua perempuan berpotensi menjadi korban revenge porn. Cukup dengan satu klik saja, pelaku bisa memperoleh foto telanjang dari target mereka.