Menuju konten utama

Merger 3 Bank Syariah BUMN, Total Aset Bisa Melonjak Rp214,6 T

Total aset dari Bank Hasil Penggabungan akan mencapai Rp214,6 triliun dan diyakini akan menjadi bank syariah terbesar di Indonesia.

Merger 3 Bank Syariah BUMN, Total Aset Bisa Melonjak Rp214,6 T
Seorang nasabah menunggu di ruang tunggu Bank Syariah Mandiri, Jakarta, Rabu (14/10/2020). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.

tirto.id - Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha (merger) tiga bank syariah BUMN yaitu PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNIS) yang mencakup penjelasan mengenai visi, misi, dan strategi bisnis Bank Hasil Penggabungan akhirnya selesai dan sudah dipublikasi.

Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN sekaligus Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Hery Gunardi menjelaskan, sesuai dengan Ringkasan Rencana Merger yang disampaikan, Bank Hasil Penggabungan akan memiliki modal dan aset yang kuat dari segi finansial, sumber daya manusia, sistem teknologi informasi, maupun produk dan layanan keuangan untuk dapat memenuhi kebutuhan nasabah sesuai dengan prinsip syariah.

"Total aset dari Bank Hasil Penggabungan akan mencapai Rp214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp20,4 triliun. Dengan demikian Bank Hasil Penggabungan akan masuk ke dalam Top 10 bank terbesar di Indonesia dari sisi aset dan Top 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar," terang Hery dalam keterangan resmi, Rabu (21/10/2020).

Ia menjelaskan Bank Hasil Penggabungan akan tetap menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan ticker code BRIS. Komposisi pemegang saham pada Bank Hasil Penggabungan adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) 51,2%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) 25,0%, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,4%, DPLK BRI - Saham Syariah 2% dan publik 4,4%.

Struktur pemegang saham tersebut adalah berdasarkan perhitungan valuasi dari masing-masing bank peserta penggabungan.

Dokumen Ringkasan Rencana Merger telah disampaikan kepada seluruh regulator terkait baik regulator pasar modal dan perbankan. Hery mengatakan tahapan dan proses-proses selanjutnya akan sepenuhnya dilaksanakan sesuai dengan regulasi dan perundang-undangan yang berlaku.

Ia menjelaskan, tahapan-tahapan setelah Ringkasan Rencana Merger tersebut akan terus dikawal hingga tuntasnya integrasi ketiga bank peserta penggabungan.

“Integrasi ini lebih dari sekadar corporate action. Mengawal dan membesarkan bank syariah terbesar di negeri ini sesungguhnya adalah amanah yang besar,” katanya.

Sementara itu, Direktur Utama BRIsyariah, Ngatari menambahkan masih ada sejumlah tahapan sampai tuntasnya penggabungan ini. Meski begitu, ia meyakini tahapan-tahapan tersebut bisa dilakukan dengan baik.

“Masih ada serangkaian proses dan milestone yang harus dilalui dan kami pastikan semuanya dilakukan dengan saksama, sesuai dengan regulasi, dan mengedepankan karyawan, nasabah, mitra usaha, dan manfaat sebesarbesarnya untuk masyarakat," jelas Ngatari.

Ngatari memastikan para nasabah tak perlu khawatir dengan rencana merger ini. Ia menjamin layanan perbankan di tiga bank tersebut tetap berjalan normal dan optimal.

Direktur Utama Bank BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo, menambahkan tanggal efektif penggabungan sebagaimana tercantum dalam Ringkasan Rencana Merger adalah 1 Februari 2021. Untuk itu, tidak ada perubahan operasional dan layanan selama proses ini berlangsung.

Baca juga artikel terkait MERGER BANK SYARIAH atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Bisnis
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Bayu Septianto