tirto.id - Salah satu produsen produk pakaian pria asli Indonesia melakukan inovasi baru dengan teknologi "visual merchandising". Teknologi ini membuat konsumen tidak perlu repot-repot ke kamar pas untuk mencoba baju yang akan dibelinya.
Hal ini disampaikan oleh CEO PT Mega Perintis, pemilik brand Manzone, FX Afat Adinata dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu, (24/12/2016).
"Cukup berdiri di depan visual merchandising, alat itu akan memandu koleksi kami yang ada. Jadi tak perlu buka pakai baju lagi ke kamar pas," paparnya seperti dikutip dari Antara.
Afat menjelaskan teknologi visual merchandising masih sesuatu yang baru di Indonesia. Ia mengaku bangga menggunakan alat tersebut, karena hasil karya anak bangsa. "Secara bertahap, alat tersebut akan tersedia di semua gerai di seluruh Indonesia," ucapnya.
Penggunaan visual merchandising, menurut Afat, diharapkan tak hanya membangun brand image Manzone, tetapi menjadi 'silent selling' untuk menarik konsumen membeli produk-produk yang tersedia.
Afat menambahkan, produknya mampu menembus pasar dalam negeri dengan cepat, karena memahami selera konsumen dengan mengikuti trend dunia, namun ditawarkan dengan harganya yang terjangkau. "Jika produk impor dengan kualitas yang sama dengan Manzone, dijual mulai dari hari Rp400 ribu keatas/potong, kami bisa jual dibawah Rp400 ribu," ujarnya.
Ditambahkannya pakaian pria itu bisa dijual dengan harga terjangkau karena produk tersebut dibuat di dalam negeri. Selain itu, pihaknya memiliki pabrik tekstil sendiri. Sehingga harga menjadi lebih terkendali.
Saat ini, produknya memberi pilihan produk sangat beragam mulai pakaian hingga aksesoris pria mulai dari sepatu hingga ikat pinggang pada rentang usia 16-28 tahun hingga eksekutif usia 35-45 tahun. Manzone juga bekerja sama menyediakan dengan produsen merek sepatu Nike dan Adidas untuk memperkuat gaya yang akan ditampilkan.
Afat menyebutkan produknya mengalami pertumbuhan penjualan sebesar 20 persen selama 2016.
"Penjualan meningkat hingga dua kali lipat setiap menjelang Natal dan empat kali lipat jelang Idul fitri. Pada Imlek, penjualan naik 1,5 kali," katanya.
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra