tirto.id -
"Indonesia masih terlalu sembrono di dalam mengelola makanannya, 39,87 persen atau mungkin hampir 20 juta ton itu merupakan sampah sampah sisa makanan kita," kata Hanif dikutip dari Antara, Sabtu (15/3/2025).
"Di saat orang-orang sibuk mencari makan mempertahankan hidupnya, kita membuang sampah, 40 persennya adalah sisa makanan," tambah Hanif.
Jumlah itu berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) milik Kementerian Lingkungan Hidup. Total timbulan sampah sepanjang 2024 mencapai 32,8 juta ton yang berasal dari 303 kabupaten/kota. Dari jumlah tersebut didominasi oleh sampah sisa makanan.
Kemudian disusul sampah plastik di posisi kedua dengan sumbangan timbulan sampah 19,54 persen dari total nasional. Sisanya terdapat sampah organik kayu atau ranting 12,7 persen dan kertas/karton 11,09 persen.
Terdapat pula jenis sampah logam, kain, karet, kaca dan beragam jenis lainnya.
Sementara itu, Hanif juga mengatakan masih banyak sampah yang belum terkelola di Indonesia.
Sebagian besar dapat terlihat dari masih banyaknya TPA yang dikelola dengan open dumping atau pembuangan sampah secara terbuka dan sisanya banyak bocor ke lingkungan. Dia pun mengeklaim saat ini tengah melakukan penegakan hukum terkait pengelolaan sampah.
Termasuk memberikan sanksi administratif paksaan pemerintah dan langkah pidana kepada sejumlah TPA ilegal.
Langkah itu dibarengi dengan upaya peningkatan kesadaran terkait sampah. Salah satunya dilakukan lewat sekolah dan kampus dicanangkan lewat pelaksanaan Asta Sekolah dan Kampus sebagai bagian peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025.