Menuju konten utama

Mentan Amran: RI Buka Peluang Ekspor 1,6 Juta Telur ke AS

Pemerintah berpeluang mengekspor telur ayam ke Amerika Serikat, sebagai respons krisis telur di negara Paman Sam itu.

Mentan Amran: RI Buka Peluang Ekspor 1,6 Juta Telur ke AS
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (6/3/2025). tirto.id/Rahma Dwi Safitri

tirto.id - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengatakan pemerintah berpeluang mengekspor telur ayam ke Amerika Serikat (AS). Hal ini merespons AS yang tengah mengalami krisis telur.

Meski demikian, Amran mengaku pemerintah tetap ingin focus memenuhi stok telur dalam negeri, terutama untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

“Kita tertarik (ekspor telur). Tetapi kita penuhi dulu kebutuhan dalam negeri karena ada pangan bergizi. Kalau berlebih kita ekspor,” kata Amran di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (6/3/2025).

Dalam kesempatan sama, Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, mengatakan Indonesia berencana mengekspor komoditas telur ke Negeri Paman Sam itu sebanyak 1,6 juta butir telur.

“Kita lihat neraca dari komoditas telur kita. Kita siap 1,6 juta butir, berapa kontainer, nanti bisa dicek, ke Amerika setiap bulan. Jadi, kita bisa ikut. Ya, kan, bagus juga, ya. [Jadi] kita punya market baru,” tutur Sudaryono.

Sudaryono menekankan rencana ekspor ke negara yang dipimpin Donald Trump itu masih dipertimbangkan, mengingat pemerintah sedang menjalani program MBG. Oleh karena itu, pemerintah tetap memprioritaskan kebutuhan dalam negeri.

“Tentu saja jangan sampai kita sudah sok-sokan ekspor, jangan sampai tiba-tiba kemudian malah kebutuhan dalam negerinya enggak terpenuhi,” ujarnya.

Sudaryono merinci jenis yang diekspor ialah telur premium.

“Telur premium itu, telur dengan kualitas yang tinggi. Tentu saja yang harganya lebih mahal. Jadi, tidak memengaruhi telur medium yang memang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat kita,” tutup Sudaryono.

Baca juga artikel terkait EKSPOR atau tulisan lainnya dari Nabila Ramadhanty

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Nabila Ramadhanty
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama