Menuju konten utama

Menkominfo Sebut Hoaks Terkait Papua Disebarkan dari 20 Negara

Hoaks yang disebarkan beragam, mulai dari disinformasi, hingga yang berbahaya, yakni berisi hasutan dan mengadu domba.

Menkominfo Sebut Hoaks Terkait Papua Disebarkan dari 20 Negara
Menkominfo Rudiantara (kiri) berbicara disaksikan moderator Deputi V Kantor Staf Presiden Jaleswari P dan penangggap Sekretaris Utama BPIP Sukarjono dalam diskusi di Gedung Binagraha Jakarta, Jumat (29/3/2019). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/ama.

tirto.id - Menkominfo Rudiantara menyebut berita bohong atau hoaks terkait isu Papua disebarkan dari 20 negara. Ia menyebut, hoaks terbanyak berasal dari salah satu negara di Eropa.

"Kami mencatat ada 20 negara lebih yang berasal mention-nya dari negara tersebut. Tapi belum tentu warga negara tersebut [yang menyebarkan], tapi dari negara tersebut," kata Rudiantara saat konferensi pers, Selasa (3/9/2019) malam.

Rudiantara menjelaskan, konten hoaks yang disebarkan beraneka ragam jenisnya. Mulai dari disinformasi, hingga yang berbahaya, yakni berisi hasutan dan mengadu domba.

"Kalau disinformasi bisa kita counter kalau ini tidak benar. Tapi, kalau yang berbahaya adalah menghasut dan mengadu domba. Mohon maaf ini ada salah satu yang mengadu domba, itu karena tidak bisa menggunakan data, dia menggunakan SMS," katanya.

Rudiantara mengungkapkan, berdasar data yang dihimpun Kominfo, setidaknya ada sekitar 550.000 URL penyebar hoaks. Tak hanya itu, platform media sosial terbanyak yang digaungkan untuk menyebarkan hoaks adalah Twitter.

"Paling banyak Twitter itu aja, dan dari 550 ribu original account yang posting, yang mention itu ada 100 ribu lebih," katanya.

Dalam menyikapi penyebaran hoaks di dunia maya, Rudiantara mengatakan pihaknya telah berkerjasama dengan Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN). Sementara, terkait upaya penegakan hukum hal itu kata Rudiantara sepenuhnya menjadi ranah aparat kepolisian.

"Kalau penegakan di dunia nyatanya sama teman-teman polisi," katanya.

Pemulihan Internet Mulai 5 September

Terkait pemulihan jaringan internet di Papua dan Papua Barat, Rudiantara mengatakan bahwa pemerintah akan melakukannya secara bertahap dan pelan-pelan. Kebijakan tersebut akan dilaksanakan per 5 September mendatang.

"Pembatasan layanan datanya itu bisa dinormalkan. Kami beserta operator sudah menyiapkan. Yang pertama pembatasan itu diturunkan levelnya dari provinsi ke kabupaten dan kota. Kalau sekarang kan layanan datanya tidak diaktifkan. Kita turunkan ke kabupaten dan kota," kata Rudiantara.

Artinya, kata Rudiantara, jika memang ada kabupaten atau kota yang suasananya sudah kondusif dan tidak ada masalah, daerah tersebut akan diaktifkan kembali layanan data internetnya.

"Ini sedang dilakukan koordinasi dengan teman-teman di lapangan. Karena di Papua ada 29 kabupaten/kota, Papua Barat ada 13 kabupaten/kota. Besok mudah-mudahan sudah ada daftarnya sehingga yang disampaikan Pak Wiranto tanggal 5 sudah mulai dilakukan pemulihan secara bertahap bisa kita lakukan," katanya.

Baca juga artikel terkait KONFLIK PAPUA atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Hukum
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti