tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku kesulitan mengatur komoditas pangan, terutama beras, gula dan daging lantaran persoalan yang timbul dari ketiga komoditas itu sangat kompleks.
“Saat rapat seringkali sulit dicapai titik temu kesepakatan. Untuk daging sempat menjadi paling pusing di dua tahun pertama, walaupun sekarang sudah enggak,” ucap Darmin dalam paparannya di acara “Ngopi Teko” di Kemenko Perekonomian, Jumat (18/10/2019).
Untuk komoditas beras, sambung Darmin, persoalan paling besar adalah terkait perbedaan data, misal data luas lahan sawah. Alhasil, perbedaan data seringkali membuat persilangan pendapat pada rapat. Perdebatan pun tak terhindari, terutama terkait stok dan importasi.
Meski begitu, ia menganggap persoalan data ini wajar terjadi karena berkaitan dengan kekhawatiran pemotongan anggaran subsidi pupuk. Bila luasnya tidak sebesar yang ada hari ini, maka nilai subsidi yang lama dinikmati tidak lagi akan dipertahankan.
“Kenapa soal luas lahan sawah sulit disepakati, karena ada hubungannya dengan pengeluarannya yang bertahun-tahun, subsidi pupuk. Kalau turun luas lahannya, subsidi pupuknya dipotong. bukan soal rasional, ada soal ketakutan,” ucap Darmin.
Secara umum, Darmin mengakui persoalan yang paling sulit jika berkaitan dengan pertanian. Selain tiga komoditas yang sudah disebutkan, persoalan di komoditas lainnya seperti bawang putih dan telur juga tidak kalah pelik, selama menjadi menko perekonomian.
“Kadang-kadang muncul bawang putih, telur tapi intinya memang pertanian. Kesulitannya apa? Soal data aja jarang sepakat, Kalau data tidak disepakati kesimpulannya lain-lain,” ucap Darmin.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Ringkang Gumiwang