tirto.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengungkapkan mayoritas anggota forum utama kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia atau G20 telah menerapkan kebijakan makan bergizi gratis di negara mereka.
Sri Mulyani menjelaskan jika para pemimpin negara G20 di Brasil, saling bercerita mengenai penerapan makan bergizi gratis kepada murid sekolah di negara mereka.
"Ternyata di G20 semua leaders menyatakan banyak yang sudah membuat program makan bergizi gratis terhadap murid-murid," kata Sri Mulyani, Kamis (21/11/2024) waktu setempat.
Sri Mulyani menceritakan bahwa Prabowo dan anggota Kabinet Merah Putih yang ikut dalam lawatan tersebut juga ikut belajar kepada negara-negara yang sudah lebih dulu menerapkan kebijakan makan bergizi gratis.
"Sehingga kami bisa belajar dan melaksanakan secara baik dan memberikan dampak terhadap perekonomian yang juga maksimal," kata dia.
Menurutnya, ada banyak kesamaan kepentingan antara Indonesia dengan sejumlah negara anggota G20, yaitu keinginan untuk memperkuat ketahanan pangan dan energi.
Sehingga, program makan bergizi gratis menjadi kesamaan ide Indonesia dengan negara lain yang telah menerapkannya.
"Beberapa priority program yang disampaikan seperti food security, yaitu ketahanan pangan, ketahanan energi, dan bagaimana prioritas terhadap beberapa hal yang berkaitan dua agenda itu," katanya.
Selain dalam forum G20, Prabowo juga menyampaikan komitmennya terkait makan bergizi gratis kepada sejumlah investor baik saat KTT APEC di Peru hingga saat mereka tiba di Inggris.
Industri di bidang pangan menjadi salah satu minat bagi para investor untuk menanam modal mereka di Indonesia selain dengan energi terbarukan, infrastruktur hingga kesehatan.
"Area yang menjadi prioritas terutama banyak yang tertarik di bidang energy transition, renewable, food dalam dalam hal ini some infrastruktur dan kemudian hari ini banyak sekali menonjol terkait masalah kesehatan dan pendidikan terutama mengenai bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan," kata dia.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Bayu Septianto