Menuju konten utama

Menilik Semarak Imlek 2025 di Solo: Lampion hingga Grebeg Sudiro

Perayaan Imlek 2025 di Solo digelar cukup meriah, mulai dari lampion, Grebeg Sudiro hingga perayaan Cap Go Meh.

Menilik Semarak Imlek 2025 di Solo: Lampion hingga Grebeg Sudiro
Warga melintas di bawah dekorasi lampion bertema Imlek yang terpasang di sepanjang JalaANTARA FOTO/Mohammad Ayudha /tom.

tirto.id - Kota Solo turut memeriahkan Tahun Baru Cina atau Imlek 2025 dengan beragam rangkaian acara. Tahun ini, Panitia Perayaan Bersama Imlek 2576/2025 Kota Solo mengusung tema “Imlek dan Kebhinekaan Kota Solo.”

Beberapa rangkaian perayaan imlek di Solo diawali dengan pemasangan lampu dan berbagai lampion berbentuk shio, dewa-dewi, lampion Budha, serta lampion Fuk di sepanjang Jalan Jendral Sudirman hingga kawasan Pasar Gede.

Ketua Panitia Perayaan Bersama Imlek 2576/2025, Sumartono Hadinoto, menyebut terdapat beberapa inovasi dari pemasangan lampion dan pemasangan lampu LED di tahun ini.

“Sekarang tidak hanya merah, tapi berwarna-warni, ada hijau, kuning, biru. Kemudian untuk shio semuanya baru karena sudah 2 tahun. Dan di sebelah shio, jarak shio satu dengan lainnya kami tambah lampion dewa-dewi di Plaza Balaikota,” kata Surmartono saat dihubungi kontributor Tirto di Solo, Senin (20/1/2025).

Kemudian maskot ular ada 2, pertama di perempatan Gladag, kedua di tengah Plaza Balaikota. Ditambah ada lampion Budha ketawa di titik nol, lalu lampion huruf Fuk atau rejeki untuk simbol imlek dan lampion ular untuk selfie di kiri kanan maskot ular yang ada Plaza Balaikota.

“Tidak ketinggalan gapura imlek tahun ini sebagian besar menggunakan lampu LED, berbeda dari yang sebelumnya yang menggunakan MMT,” kata Sumartono menambahkan.

Sumartono mengungkap, persiapan perayaan ini dilakukan 6 bulan sebelum mulai pemasangan lampion yaitu sekitar 7 bulan dengan pemasangan lampion. Dipersiapkan jauh hari karena membutuhkan waktu untuk pembuatan lampion. Untuk acara, Sumartono menyebut pihaknya melakukan rapat 2 bulan sebelum pemasangan lampion.

Dekorasi lampion Imlek di Solo

Warga melintas di depan dekorasi lampion bertema Imlek yang terpasang di sepanjang jalan Jenderal Sudirman Solo, Jawa Tengah, Senin (20/1/2025). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha /tom.

Rangkaian acara kedua adalah bakti sosial berupa donor darah di PMI Solo yang dilaksanakan pada Rabu (15/1/25). Kemudian, terdapat lomba karya jurnalistik dengan kategori media cetak dan online serta media elektronik dengan mengusung tema “Imlek dan Kebhinekaan” dan total hadiah mencapai Rp8 juta rupiah. Lomba karya jurnalistik digelar mulai 9 Januari sampai 3 Februari 2025. Selain lomba karya jurnalistik, panitia bersama Imlek Kota Solo juga mengadakan lomba foto dan reels dengan tema yang sama yang dilaksanakan pada 17 hingga 31 Januari 2025.

Rangkaian acara selanjutnya adalah pertunjukan kembang api di kawasan Balai Kota Solo pada Selasa, 28 Januari 2025 malam. Kemudian pada Minggu, 2 Februari 2025 mendatang, terdapat rangkaian acara baru yakni Imlek Fun Run 2025 yang mengajak 30 komunitas untuk olahraga lari sejauh 5 km.

Sumartono menyebut, Imlek Run, lomba foto, dan video reels serta lomba karya jurnalistik tersebut menjadi hal atau inovasi baru dalam perayaan Imlek di Solo tahun ini.

“Tambahan agenda acara, selain donor darah rutin kita tambah dengan Imlek Run pada 2 (Februari) hari Minggu dan ada lomba foto video reels ada lomba berita dengan tema Imlek dan Kebhinekaan di Solo,” kata Sumartono.

Rangkaian imlek ditutup dengan perayaan Cap Go Meh pada Rabu, 12 Februari 2025, yang dimeriahkan dengan kirab barongsai yang mengajak komunitas-komunitas barongsai. Kirab barongsai ini akan memiliki rute yang berbeda. Pada malam harinya, terdapat perayaan Cap Go Meh bersama Pemkot Solo yang di Pendhapi Gede Balai Kota Solo.

“Puncak acara perayaan Imlek ada kirab liong barongsai, ada 4 grup (barongsai) di tahun ini yang sebelumnya hanya 3 grup. Kemudian malam ada perayaan Cap Go Meh Balai Kota. Kami juga kolaborasi dengan panitia Grebeg Sudiro yang akan menyelenggarakan parade seni pada 26 (Januari), dan malam tahun baru pada tanggal 28 (Januari) akan ada pesta kembang api durasi lebih lama,” ujar Sumartono.

Akademisi sosiologi ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Mahendra Wijaya, berpendapat, adanya rangkaian perayaan imlek di Solo menjadi wujud kerukunan dan adaptasi antara warga keturunan Cina dan Jawa.

“Dampaknya, ya kerukunan tampak. Biasanya mereka yang merayakan imlek membagikan makanan khas hari imlek seperti kue keranjang. Di situ kerukunan bisa terwujud,” ujar Mahendra saat dihubungi Tirto, Senin (20/1/25).

Mahendra menambahkan, “Kemudian terjadi adaptasi saling menyesuaikan. Yang nari barongsai, misalnya itu, kan juga ada yang dari Jawa. Walaupun suku dan agama beda, karena adanya solidaritas, maka adaptasi yang terjadi juga baik.”

Selain itu, dari sisi ekonomi, harga barang jadi lebih murah karena adanya potongan harga atau diskon yang diterapkan oleh pedagang, khususnya mereka yang keturunan Tionghoa.

“Imlek banyak diskon. Kebanyakan orang keturunan Cina, kan pedagang, itu mereka memberikan harga lebih murah dibanding hari biasa,” kata Mahendra.

Grebeg Sudiro, Akulturasi Budaya Jawa dan Cina di Solo

Selain berbagai rangkaian acara seperti yang telah disebutkan, Kota Solo juga memiliki tradisi tahunan merayakan Imlek bernama Grebeg Sudiro.

Grebeg Sudiro merupakan tradisi yang menunjukkan peleburan budaya Jawa dan Cina di Solo. Tradisi Grebeg Sudiro telah berlangsung sejak 2007 yang diinisiasi oleh Oei Bengki, Sarjono Lelono Putro, dan Kamajaya, warga Kelurahan Sudiroprajan.

Kelurahan Sudiroprajan berada di Kecamatan Jebres dan merupakan daerah pecinan, di mana terdapat percampuran antara etnis Jawa dan Tionghoa yang telah lama hidup berdampingan. Awalnya, Grebeg Sudiro hanyalah sebuah acara setingkat kampung saja. Namun, karena unik, acara Grebeg Sudiro berhasil menarik perhatian Pemerintah Kota Solo dan menjadikannya event tahunan tingkat kota untuk merayakan Imlek hingga saat ini.

Agenda Grebeg Sudiro, antara lain Umbul Mantram yang telah dilaksanakan pada 16 Januari 2025. Umbul Mantram adalah kirab mengelilingi daerah Sudiroprajan dengan membawa gunungan sebagai bentuk rasa syukur.

Kedua, Bazar Potensi yang dilaksanakan mulai dari 17 Januari hingga 31 Januari 2025 di kawasan Pasar Gede dan menggandeng banyak UMKM di Solo. Kemudian Panitia Grebeg Sudiro juga menghadirkan Perahu Wisata di Dermaga Kali Pepe. Pengunjung dapat menikmati pemandangan Kota Solo dari sudut yang berbeda sambil menyusuri Kali Pepe.

Menurut Sumartono, bazar tersebut dikelola oleh panitia Grebeg Sudiro dengan mengajak karang taruna kelurahan setempat. Ia juga menambahkan, tugasnya sebagai panitia perayaan bersama Imlek hanya menyiapkan pernak-pernik untuk menarik pengunjung.

“Untuk semua UMKM di sepanjang sekitaran Pasar Gede semua dikelola karang taruna setempat, dan kelurahan setempat serta panitia Grebeg. Panitia perayaan (Imlek) bersama tidak mengelola UMKM dan hanya menyiapkan pernak-pernik seperti lampion shio untuk menarik pengunjung agar UMKM lebih banyak dapat rejeki di sebulan sepanjang imlek,” ungkapnya.

Kemudian pada Minggu, 26 Januari 2025, akan diadakan Karnaval Budaya di Kawasan Pasar Gede dengan menampilkan pertunjukan budaya serta kostum warna-warni. Terakhir, Semarak Harmoni Pesta Kembang Api yang akan dilaksanakan pada 28 Januari 2025 pukul 18.00 WIB. Jika tahun sebelumnya durasi penyalaan kembang api berlangsung selama 20 menit, kali ini durasi penyalaan kembang api akan berlangsung selama 30 menit.

Ketua panitia Grebeg Sudiro, Arsatya, menyebut acara Grebeg Sudiro ini telah masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN). “Grebeg Sudiro menjadi acara pertama KEN 2025 di Solo,” katanya saat konferensi pers pada Senin (13/1/25).

Dekorasi lampion Imlek di Solo

Warga melintas di bawah dekorasi lampion bertema Imlek yang terpasang di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman Solo, Jawa Tengah, Senin (20/1/2025). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha /tom.

Menjaga Kota Solo sebagai Kota Toleran

Panitia perayaan bersama Imlek 2576/2025 di Solo tak hanya membawa kemeriahan perayaan semata, namun juga membawa visi misi untuk membranding kota Solo menjadi kota wisata Imlek di Indonesia dan menunjukkan kebhinekaan yang ada di Solo.

Sumartono menyebut, dalam beberapa tahun terakhir Kota Solo telah masuk dalam 10 besar kota toleransi. Dan untuk menjaga hal tersebut, kata Sumartono, adalah PR bersama masyarakat kota Solo.

“Menjaga (predikat kota toleransi) jadi PR bersama, (namun) berkat semua masyarakat yang mendukung kegiatan religi di Solo dan juga Pemkot Solo beserta jajarannya memberikan kesempatan dan ruang yang sama untuk semua religi bisa merayakan hari rayanya,” ujar Sumartono.

Selain itu, ia juga berharap adanya multiple effect bagi UMKM dan memberikan kesempatan bagi UMKM setempat untuk bisa menumbuhkembangkan ekonomi di Solo menjadi semakin baik.

Dalam perayaan imlek bersama, Sumartono melibatkan setiap organisasi dan siapa saja yang mau bergotong royong mewujudkan visi misi perayaan Imlek di Kota Solo. Menurutnya, semua pihak dapat memberikan apa pun sesuai dengan kemampuannya karena perayaan Imlek di Solo tidak hanya milik kaum Tionghoa, namun juga menjadi ajang melestarikan budaya tahun baru Cina yang ditandai dengan pergantian dari musim dingin ke musim semi dimana semua orang mulai bekerja kembali.

“Inilah makanya kami berkolaborasi dengan panitia Grebeg yang sarat dengan akulturasi budaya, di mana ada gunungan. Pasar Gede ini adalah pasar tertua di Solo yang pedagangnya pun multietnis. Inilah yang kami terus usahakan untuk membranding Solo dengan segala kekayaan yang ada dan kearifan lokal untuk terus membawa Solo ke depan semakin luar biasa,” kata dia.

Baca juga artikel terkait IMLEK atau tulisan lainnya dari Adisti Daniella Maheswari

tirto.id - News
Kontributor: Adisti Daniella Maheswari
Penulis: Adisti Daniella Maheswari
Editor: Abdul Aziz