tirto.id - Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, menyatakan bahwa pemerintah berencana untuk memperbanyak shelter dan sign board di jalur pendakian Gunung Rinjani. Hal ini menyusul insiden yang menimpa pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang tewas akibat terjatuh ke dalam jurang di Kawasan Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (21/06/2025).
“Equipment [perlengkapan] udah, kurang. Sign board tanda bahaya harus kita pasang lebih banyak lagi. Harus ada shelter untuk memudahkan kesehatan,” ujar Raja Juli usai rapat bersama Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (2/7/2025).
Raja Juli menyebut bahwa kementeriannya akan memantau evaluasi dan rencana perbaikan yang akan dilakukan di Gunung Rinjani. Dia berharap hal ini dapat segera dilaksanakan berbarengan dengan pengetatan prosedur operasional standar pendakian Rinjani.
“Semuanya kami dengarkan. Kami dengarkan, kami catat, dan akan kami eksekusi. Dan saya minta mereka, kalian [jajaran Kemenhut] yang juga kawal eksekusinya. Bener gak nih kepala balai saya. Jangan sampai nanti kejadian yang baru lagi, nanti baru rame lagi,” katanya.
Selain itu, Raja Juli menjelaskan bahwa proses evakuasi Juliana Marins menghadapi tantangan cuaca ekstrem dan medan berbahaya. Padahal, menurutnya, sejumlah helikopter telah disiapkan oleh Basarnas, Pemprov NTB, dan Polda.
“Tapi, memang ini bukan rescue sederhana, ini memang daerah yang sangat ekstrem. Cuacanya berubah. Udah mau terbang, gerimis. Udah mau terbang, tahu-tahu kabut datang,” jelas Raja Juli.
Meskipun sudah merasa maksimal, dia mengaku tetap akan melakukan evaluasi seperti arahan Presiden Prabowo Subianto. Upaya perbaikan, kata dia, juga sudah dikakukan dengan sejumlah pihak terkait, termasuk pemeberian pennghargaan kepada mereka karena telah melakukan misi kemanusiaan.
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Fadrik Aziz Firdausi
Masuk tirto.id

































