Menuju konten utama

Mengenal Tokoh-Tokoh Karya Seni Rupa Indonesia

Mengenal tokoh-tokoh seni rupa Indonesia, ada Affandi Koesoema hingga Djoko Pekik.

Mengenal Tokoh-Tokoh Karya Seni Rupa Indonesia
Google Doddle Affandi Koesoema. Foto/Antara/Google

tirto.id - Indonesia memiliki tokoh-tokoh seni rupa yang mendunia. Sejak sebelum kemerdekaan, seni rupa Indonesia terus berkembang mencari bentuk ketimurannya.

Tokoh-tokoh seperti Abdullah Suriosubroto dengan gaya Mooi Indie, Affandi dengan impresionisme, hingga Popo Iskandar dengan ekspresionisme terkenal dengan kekhasan masing-masing.

Dilihat dari bidangnya, seni rupa adalah karya seni yang bisa dirasakan oleh indera manusia, khususnya indera penglihatan dan perabaan, sebagaimana dikutip dari buku Antropologi (2009) karya Dyastiningrum.

Sebagian besar nilai seni rupa menonjolkan kekuatan visual, meskipun juga ada yang berkisar di seni kriya. Kesan yang dimunculkan dalam seni rupa kerap kali berupa olahan konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.

Seiring perjalanan waktu, karya-karya seni rupa juga mencapai kepopuleran sesuai selera zamannya. Misalnya, pada 1930-an, gaya lukisan paling populer adalah gaya Mooi Indie. Pelukis terkenal dengan gaya ini adalah Abdullah Suriosubroto.

Ketika Indonesia sudah merdeka, gaya realisme, impresionisme, hingga ekspresionisme kemudian berjaya di kancah seni.

Sebagai misal, tokoh seni rupa fenomenal, Affandi adalah termasuk pelukis yang terus mencari bentuk lukisannya, mulai dari realisme, impresionisme, hingga di akhir hayatnya kuat di ekspresionisme.

Infografik SC Kanvas Tempatku Berbicara

Infografik SC Kanvas Tempatku Berbicara. tirto.id/Rangga

Berikut ini adalah daftar singkat tokoh-tokoh seni rupa Indonesia beserta gaya seni rupa yang digeluti mereka, sebagaimana dikutip dari buku Seni Budaya (2020) yang ditulis oleh Dian Pusdika Sari.

1. Affandi Koesoema

Sosok Affandi Koesoema adalah maestro seni lukis di Indonesia. Lebih dari 2000 lukisan sudah ia kerjakan. Lukisan-lukisannya merupakan ekspresi perjuangan, revolusi, derita hidup, dan potret rakyat kecil.

Pelukis Affandi lahir pada 1907 di Cirebon. Ayahnya adalah pegawai pabrik gula. Saat muda, ia bersekolah di Algemeene Middelbare School (AMS) Jakarta dan tinggal di rumah keluarga pelukis Yudhokusumo.

Kesenangannya menggambar kian terasah di Jakarta. Ia belajar secara otodidak dengan serius. Berbeda dengan pelukis-pelukis pada masanya yang kerap menggambar pemandangan dengan gaya Mooi Indie (Hindia molek), yang menggambarkan Hindia penuh dengan keindahan alam, Affandi menempuh jalan berbeda.

Sebagaimana dinyatakan Suhatno dalam Dr. H. Affandi: Karya dan Pengabdiannya (1985), Affandi melukis sesuai isi hatinya.

Ia ingin menjajal seni rupa yang serius, menggali makna di balik goresan kuas. Sebagai pengorbanan, hasil lukisannya kerap tak laku saat itu.

Untuk menyambung hidup, ia jadi guru, pembuat papan nama toko, tukang cat, pelukis reklame, hingga portir di bioskop.

Kendati demikian, seiring berjalannya waktu, lukisan Affandi kian matang dan menjadi ciri khas tersendiri. Ia menjadi sosok penting dalam dunia seni rupa di Indonesia.

Bahkan, selepas kemerdekaan, Affandi diminta untuk membuat poster propaganda "Bung ayo Bung!" yang merupakan agitasi revolusi paling ikonik di Indonesia.

2. Abdullah Suriosubroto

Abdullah Suriosubroto adalah salah seorang pelukis generasi awal Indonesia di abad ke-20. Sebenarnya, ia kuliah kedokteran di Batavia, namun ketika melanjutkan kuliah ke Belanda, ia malah menekuni seni rupa, bukan kedokteran.

Untung saja, pilihan menekuni dunia lukis adalah opsi yang tepat. Abdullah Suriosubroto menjadi sangat ahli di bidang seni rupa, serta memiliki aliran lukis Mooi Indie tersendiri. Jika karyanya diperhatikan lagi, gaya lukisan Mooi Indie-nya mirip dengan naturalisme.

3. Barli Sasmitawinata

Pada 1930-an, Barli bekerja sebagai ilustrator di Balai Pustaka. Ia juga pernah menjadi ilustrator untuk koran yang terbit di Bandung.

Kemudian, Barli Sasmitawinata berkesempatan melanjutkan sekolah ke Paris pada 1950-an. Sebelum pulang ke Indonesia, ia sempat bekerja di majalah De Moderne Boekhandel di Amsterdam dan majalah Der Lichtenbogen di Recklinghausen, Jerman.

Sekembalinya ke Indonesia, Barli mendirikan Sanggar Rangga Gempol di Dago, Bandung. Teknik lukisannya adalah realisme yang ia pelajari di studio Jos Pluimentz milik pelukis asal Belgia yang tinggal di Bandung.

4. Basuki Abdullah

Basuki Abdullah adalah putra dari Abdullah Suriosubroto yang diangkat menjadi pelukis Istana Merdeka oleh Sukarno pada 1970-an.

Gaya lukis Basuki Abdullah beraliran realisme, serta tergolong maestro seni rupa internasional. Bahkan, ia pernah mengalahkan 87 pelukis Eropa dalam sebuah kompetisi seni rupa di Belanda.

5. Djoko Pekik

Seniman mantan tahanan politik, Djoko Pekik adalah perupa kelas dunia dari Indonesia. Pasca serangan G30/S PKI, Djoko Pekik sempat ditahan karena dianggap berafiliasi dengan Lekra.

Gaya lukisan Djoko Pekik sangat ekspresif dan penuh dengan emosi. Saking populernya, ia bahkan pernah mengikuti pameran di Amerika Serikat pada 1989, serta satu lukisannya pernah dihargai sebesar Rp1 miliar.

Baca juga artikel terkait SENI RUPA atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Yandri Daniel Damaledo