Menuju konten utama

Mengenal Speech Delay Pada Anak, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Stimulasi perkembangan bicara dan bahasa dapat dilakukan sedini mungkin pada anak. Ponsel dan televisi bukanlah metode stimulus yang baik.

Mengenal Speech Delay Pada Anak, Penyebab dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi konsultasi anak yang mengalami speech delay. foto/istockphoto

tirto.id - Orang tua sering kali kebingungan kala anaknya belum juga mulai bisa berbicara padahal perkiraan umurnya sudah pas. Namun perlu diketahui, kecepatan anak dalam belajar bicara akan berbeda satu sama lain.

Anak berumur dua tahun biasanya sudah dapat mengatakan sekitar 50 kata dan berbicara dalam dua atau tiga kalimat. Di usia 3 tahun, kosa kata yang dimiliki meningkat menjadi kurang lebih 1000 kata. Namun patokan tersebut bisa saja berbeda pada setiap anak.

Anak-anak selalu berkembang sesuai dengan waktu mereka masing-masing. Keterlambatan dalam berbicara tidak selalu berarti ada masalah serius pada anak.

Pada umumnya, gangguan pendengaran, gangguan neurologis atau perkembangan menjadi pemicu adanya keterlambatan berbicara.

Speech delay atau keterlambatan berbicara dan bahasa adalah gangguan yang paling umum terjadi pada anak berusia 3-16 tahun. Dalam penelitian yang dipublikasikan oleh National Centre for Biotechnology Information dipaparkan bahwa prEvalensi gangguan tersebut berkisar 1 hingga 32 persen pada populasi normal.

Penyebab Speech Delay

Healthline menyebutkan ada beberapa penyebab keterlambatan berbicara pada anak. Beberapa hal tersebut adalah sebagai berikut:

1. Masalah dalam mulut

Keterlambatan dalam berbicara dapat mengindikasikan adanya masalah dalam mulut, lidah, atau langit-langit. Kondisi tersebut disebut juga dengan ankyglossia, yang menyebabkan lidah tidak bebas bergerak karena frenulum lidah yang terlalu pendek.

Frenulum adalah jaringan tipis di bawah lidah di bagian tengah yang menghubungkan lidah dengan dasar mulut.

Hal tersebut dapat menyulitkan anak untuk membuat suara tertentu terutama D, L, R, S, T, Z, dan Th. Hal tersebut juga membuat bayi kesulitan dalam menyusu ibunya.

2. Gangguan bicara dan bahasa

Keterlambatan berbahasa adalah kondisi saat anak kesusahan dalam menyusun frasa yang dapat dimengerti. Sementara keterlambatan berbicara adalah kondisi yang sebaliknya. Ia mampu berkomunikasi secara non-verbal, tetapi tidak dapat mengucapkan banyak kata.

Kelahiran secara premature bisa jadi pemicu dalam keterlambatan perkembangan anak. Hal ini bisa melibatkan fungsi otak dan mungkin akan mengindikasikan ketidakmampuan dalam belajar.

3. Gangguan pendengaran

Balita yang tidak dapat mendengar dengan baik cenderung memiliki permasalahan dalam berbicara. Salah satu tanda gangguan pendengaran adalah ketika anak tidak mampu menamai objek tapi mereka memahaminya jika orang lain memberitahu menggunakan gerakan.

Tanda gangguan pendengaran tidak terlihat secara langsung. Terkadang, keterlambatan bicara atau bahasa merupakan satu-satunya tanda yang terlihat.

4. Tidak distimulasi dengan baik

Lingkungan memiliki peran yang penting dalam perkembangan anak berbicara dan berbahasa. Pelecehan, pengabaian, atau kurangnya stimulasi verbal dapat membuat anak kesulitan mencapai perkembangan yang dituju.

5. Autism Spectrum Disorder

Autis menjadi gangguan yang dapat terlihat dari masalah bicara atau bahasa yang dialami anak. Tanda-tandanya adalah frasa yang berulang, perilaku berulang, gangguan komunikasi verbal dan non-verbal, gangguan interaksi sosial, dan regresi bicara dan bahasa.

6. Masalah neurologis

Gangguan neurologis dapat memengaruhi otot yang diperlukan untuk berbicara. Hal itu termasuk cerebral pasy, distrofi otot, dan cedera otak.

7. Cacat intelektual

Adanya keterlambatan dalam berbicara dapat muncul akibat cacat intelektual. Jika anak tidak dapat berbicara, itu dapat disebabkan masalah kognitif daripada ketidakmampuan anak dalam membentuk kata-kata.

Selain penyebab-penyebab tersebut, dipaparkan pula beberapa tanda yang dapat mengidentifikasikan keterlambatan berbicara pada anak. Jika bayi tidak mengeluarkan suara dalam waktu 2 bulan, itu bisa jadi tanda paling awal dari keterlambatan berbicara.

Di usia 18 bulan, sebagian besar bayi dapat memanggil ‘mama’ atau mengucap kata-kata sederhana seperti ‘dada’. Tanda yang lainnya adalah:

- Di usia 2 tahun, tidak mengeluarkan lebih dari 25 kata

- Di usia 3 tahun, tidak mengatakan kurang lebih 200 kata, tidak meminta sesuatu dengan nama, dan sulit mengerti apa yang diucapkan oleh anak.

- Di usia yang lebih tua, tidak mampu mengucapkan kata-kata yang telah dipelajari sebelumnya.

Cara Mencegah Speech Delay pada Anak

Chatarine M. Sambo, seorang dokter anak, menulis sebuah artikel di laman resmi milik Ikatan Dokter Anak Indonesia mengenai beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencegah keterlambatan berbicara pada anak.

Kuncinya terletak pada stimulasi perkembangan yang baik dan ketepatan waktu menemukan tanda awal penyimpangan perkembangan pada anak. Stimulasi perkembangan bicara dan bahasa dapat dilakukan sedini mungkin pada anak.

Orang tua haruslah membaca dengan suara jelas, mengajak bayi dan anak bercakap-cakap, memberi respons terhadap ocehan anak, atau menjawab pertanyaan-pertanyaan dan bernyanyi. Ponsel dan televisi bukanlah metode stimulus yang baik.

Orang tua juga harus memahami perkembangan normal pada anak dengan membaca buku panduan kesehatan anak yang memuat data kelahiran, berat badan, dan rekam jejak imunisasi dan kesehatan anak.

Selain itu, lakukan pemeriksaan deteksi dini terhadap gangguan perkembangan secara berkala serta konsultasi dengan dokter. Deteksi tersebut dapat dilakukan pada hari ketiga setelah bayi lahir.

Baca juga artikel terkait SPEECH DELAY atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari