Menuju konten utama

Mengenal Speech Delay atau Telat Bicara pada Anak

Kenali speech delay atau keterlambatan bicara yang terjadi pada anak-anak.

Mengenal Speech Delay atau Telat Bicara pada Anak
Ilustrasi ibu mengajarkan anak. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Speech delay atau telat bicara pada anak merupakan suatu kondisi di mana kemampuan bicara seorang anak tidak berkembang pada tingkatan yang diharapkan sesuai dengan usianya.

Anak-anak yang mengalami keterlambatan bicara kadang mengalami kegagapan atau kesulitan mengucapkan kata-kata dengan cara yang benar.

Selain itu, anak yang mengalami speech delay akan mengalami kesulitan mengekspresikan diri atau memahami orang lain.

Studi yang dipublikasikan National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD), pada tiga tahun pertama kehidupan, otak manusia akan berkembang dan menjadi dewasa.

Periode ini merupakan periode paling krusial bagi anak untuk memperoleh keterampilan berbicara dan bahasa.

Keterampilan berbicara dan bahasa akan berkembang dengan baik jika anak terpapar dengan suara atau ucapan orang lain. Jika periode tersebut dibiarkan berlalu tanpa adanya paparan bahasa dan suara, hal tersebut akan lebih sulit untuk dipelajari dan dikuasai oleh anak.

Selain karena orang tua kurang menstimulasi anak untuk berbicara, speech delay juga dapat dipicu oleh kondisi kesehatan anak.

Keterlambatan bicara pada anak biasanya dapat disebabkan oleh gangguan pada mulut, seperti masalah dengan lidah atau langit-langit mulut.

Frenulum atau lipatan di bawah lidah yang pendek juga dapat menyebabkan keterlambatan bicara karena membatasi pergerakan lidah untuk menghasilkan ucapan.

Selain itu, gangguan pendengaran atau tuli, gangguan pada otak, atau autisme, juga dapat menyebabkan keterlambatan bicara anak, sebagaimana dikutip melalui laman Rady Children's Hospital, San Diego.

Tak jarang pula anak mengalami telat bicara karena tinggal dengan orangtua yang menguasai dua bahasa berbeda. Tinggal di rumah bilingual dapat memengaruhi kecepatan berbicara karena otak anak harus bekerja lebih keras untuk menafsirkan dan menggunakan dua bahasa.

Jadi, perlu waktu lebih lama bagi anak-anak untuk mulai menggunakan salah satu atau kedua bahasa yang mereka pelajari.

Tak sedikit orangtua yang tidak menyadari bahwa anaknya mengalami speech delay. Orang tua harus peduli pula dengan penguasaan bahasa dan bicara anak agar tak menghambat proses komunikasi anak saat dewasa nanti.

Hal tersebut dapat dengan mudah dilakukan jika orang tua mengetahui fase-fase perkembangan anak dan kemampuan apa saja yang sudah harus dikuasai oleh anak pada usia tertentu.

Deteksi awal keterlambatan bicara dapat dengan dilakukan orang tua untuk mengetahui kondisi anak.

Menurut American Academy of Family Physicians, anak mungkin mengalami keterlambatan bicara jika tak dapat melakukan hal-hal berikut ini:

  • Mengucapkan kata-kata sederhana seperti "mama" dengan jelas atau tidak jelas pada usia 12 hingga 15 bulan
  • Memahami kata-kata sederhana, seperti "tidak" atau "hentikan" pada usia 18 bulan
  • Berbicara dalam kalimat sederhana pada usia 3 tahun
  • Menceritakan kisah sederhana pada usia 4 hingga 5 tahun

Jika orang tua mulai menyadari gejala-gejala yang telah disebutkan, anak harus sesegera mungkin dibawa untuk menemui tenaga medis.

Beberapa anak kadang tak memerlukan perawatan apa pun dari dokter dan hanya memerlukan lebih banyak waktu untuk mulai bicara.

Sebagian anak perlu mendapatkan terapi bicara atau tindakan medis lain bergantung pada penyebab keterlambatan bicara tiap anak.

Baca juga artikel terkait SPEECH DELAY atau tulisan lainnya dari Budwining Anggraeni Tiyastuti

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Budwining Anggraeni Tiyastuti
Penulis: Budwining Anggraeni Tiyastuti
Editor: Dhita Koesno