tirto.id - Terdapat 4 jenis keterlambatan perkembangan anak. Di antaranya, yaitu gangguan fungsi pada aspek fisik sosial dan belajar yang disebabkan faktor fisik, dan keterlambatan atau adanya gangguan secara umum pada perkembangan intelektual dan kemampuan kemampuan adaptif.
Keterlambatan perkembangan terjadi ketika anak mengalami tumbuh kembang fisik, emosional, sosial dan kemampuan komunikasi yang lebih lambat dibanding yang diharapkan. Kondisi ini menyebabkan anak membutuhkan waktu lebih lama untuk mengembangkan keterampilan baru dibanding kebanyakan anak lainnya.
Menurut penelitian, gangguan tumbuh kembang anak yang terjadi ternyata cukup tinggi. Dikutip dari Indonesian Pediatric Society (IDAI), Riset Kesehatan Dasar 2013 menyebutkan angka kejadian anak pendek akibat masalah gizi di Indonesia sebesar 37,2 persen, dan tentunya gangguan pertumbuhan ini akan mengganggu perkembangannya.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memantau tumbuh kembang anak terutama di bawah usia 2 tahun. Pada 1.000 hari pertama semenjak kelahiran, pemantauan tumbuh kembang anak merupakan hal yang penting untuk dilakukan.
Permasalahan Tumbuh Kembang Anak
Pada usia ini, anak akan menempuh pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Selama 1.000 hari pertama, dimulai pada saat pembuahan dalam rahim hingga anak mencapai usia 2 tahun.
Keterlambatan perkembangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Seperti yang dipublikasikan pada Raising Children, keterlambatan perkembangan dapat terjadi karena kondisi genetik seperti down syndrome atau karena komplikasi selama mengandung dan melahirkan, seperti kelahiran prematur. Namun pada banyak kasus, penyebab keterlambatan perkembangan tidak diketahui.
Spesialis anak Hassenfeld Children’s Hospital di NYU Langone mengelompokkan beberapa jenis keterlambatan perkembangan yang terjadi pada anak. Beberapa keterlambatan dapat mempengaruhi fisik, kognitif, komunikasi, sosial, emosional, dan perilaku keterampilan pada anak. Jenis-jenis keterlambatan perkembangan pada anak yaitu sebagai berikut.
Jenis Keterlambatan Perkembangan Anak
1. Keterlambatan kognitif
Keterlambatan kognitif dapat mempengaruhi fungsi intelektual, mengganggu kesadaran dan menyebabkan kesulitan dalam belajar. Selain itu, anak juga mengalami kesulitan berkomunikasi dan bermain dengan orang lain.
Keterlambatan kogntif dapat terjadi pada anak yang mengalami cedera otak karena infeksi, seperti meningitis, yang dapat menyebabkan pembengkakan di otak yang dikenal sebagai ensefalitis. Di samping itu, down syndrome, juga dapat meningkatkan risiko terjadinya keterlambatan kognitif.
2. Keterlambatan motorik/gerak
Keterlambatan pada keterampilan motorik akan mengganggu kemampuan anak untuk mengendalikan otot di lengan, kaki, dan tangan. Keterlambatan perkembangan motorik pada bayi ditandai dengan gejala kesulitan berguling atau merangkak. Sementara anak yang lebih besar akan sulit melakukan pekerjaan dasar seperti memegang benda-benda kecil atau menyikat gigi.
Keterlambatan motorik pada anak dapat disebabkan oleh achondroplasia, kondisi genetik yang menyebabkan anggota gerak lebih pendek sehingga mempengaruhi otot, seperti celebral palsy atau distrofi otot.
3. Keterlambatan sosial, emosional, dan perilaku
Keterlambatan sosial, emosional, dan perilaku disebabkan oleh perbedaan otak dalam memproses informasi, atau bereaksi terhadap lingkungan sekitar. Akibatya, kemampuan anak untuk belajar, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain akan terganggu.
4. Keterlambatan berbicara
Sering kali anak dengan keterlambatan perkembangan akan mengalami keterlambatan bicara secara reseptif dan ekspresif. Gangguan bahasa reseptif merupakan kondisi di mana seorang anak mengalami kesulitan untuk memahami kata-kata yang diucapkan orang lain. Anak menjadi sulit dalam mengidentifikasi warna, bagian tubuh, atau bentuk-bentuk.
Sementara itu, anak lainnya juga mengalami gangguan bahasa ekspresif yang ditandai dengan kurangnya kosakata dan kalimat rumit yang dimiliki untuk anak seusianya. Anak menjadi lebih lambat dalam bercakap, berbicara, dan membuat kalimat.
Keterlambatan ini dapat terjadi karena penyebab fisiologis, seperti kerusakan otak, sindrom genetik, atau gangguan pendengaran. Selain itu, keterlambatan berbicara juga dapat disebabkan oleh faktor lingkungan seperti kurangnya stimulasi.
Untuk mencegah terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak, orang tua perlu memenuhi kebutuhan dasar anak seperti pemberian ASI, gizi yang sesuai, pengobatan, rekreasi dan bermain, kebersihan individu dan lingkungan, kebutuhan kasih sayang, dan kebutuhan akan stimulasi mental untuk proses belajar anak.
Penulis: Destri Ananda Prihatini
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Penyelaras: Ibnu Azis