Menuju konten utama

Mengenal Prediabetes, Penyebab dan Gejala yang Mungkin Muncul

Mengetahui beberapa gejala prediabetes dan gejala yang muncul, seperti perubahan kulit hingga sulit tidur. 

Mengenal Prediabetes, Penyebab dan Gejala yang Mungkin Muncul
Ilustrasi mengukur kadar gula darah dengan alat Glukosa meter. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Prediabetes adalah sebutan bagi mereka yang memiliki kadar gula darah yang lebih tinggi dari normal. Namun, belum cukup tinggi untuk dianggap sebagai diabetes tipe 2, demikian diwartakan Mayoclinic.

Kondisi ini menjadi alarm bagi seseorang bahwa jika tidak dilakukan tindakan pencegahan seperti perubahan gaya hidup, penyakit diabetes dapat menyerang.

Kadar gula darah dikatakan normal jika kurang dari 110 mg/dl, namun jika lebih dari 126 maka termasuk diabetes.

Jika gula darah puasa seseorang turun di antara angka-angka itu, maka memenuhi syarat prediabetes.

"Prediabetes adalah saat gula darah Anda di atas normal tetapi tidak dalam kisaran yang dianggap diabetes," kata Elizabeth Halprin, MD, ahli endokrinologi di Joslin Diabetes Center di Boston.

WebMD melaporkan pengidap diabetes tipe 2 hampir selalu mengalami prediabetes pada awalnya. Tapi, biasanya tidak menimbulkan gejala.

Sekitar 84 juta orang di atas usia 20 di Amerika Serikat menderita prediabetes, tetapi 90% tidak tahu bahwa mereka tengah mengidapnya.

Untuk mengetahui kondisi prediabetes, tes gula darah merupakan cara yang paling akurat. The American Diabetes Association menganjurkan bagi mereka yang berusia 45 tahun ke atas agar melakukan cek kadar gula secara berkala.

Namun demikian ada beberapa gejala yang dapat timbul sebagai pertanda bahwa seseorang tengah mengalami prediabetes, berikut penjelasannya melansir situs Prevention.

Lemak perut

Kelebihan lemak terutama pada bagian perut akan meningkatkan kemungkinan resisten terhadap insulin, yang merupakan faktor risiko utama untuk mengembangkan diabetes.

“Kelebihan berat badan membuat tekanan pada pankreas Anda untuk menghasilkan cukup insulin dan itu membuat insulin yang Anda produksi lebih sulit untuk melakukan tugasnya,” kata Elizabeth Halprin, MD, ahli endokrinologi di Joslin Diabetes Center di Boston.

Mengonsumsi lebih banyak sayur dapat menjadi alternatif untuk memangkas lemak perut.

Perubahan kulit

Sinyal peringatan pada tubuh pada saat prediabetes adalah perubahan kulit, seperti perubahan warna atau tumbuhnya kutil pada tubuh.

Ini juga bisa disertai dengan gejala ringan lainnya seperti kerap merasa haus atau lebih sering buang air kecil.

"Beberapa orang dengan prediabetes mungkin memiliki tanda-tanda resistensi insulin seperti kulit yang menggelap di ketiak atau di bagian belakang dan samping leher, atau banyak pertumbuhan kulit kecil di area yang sama," kata Christine Lee, MD, direktur program di National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK) NIH.

Suka makanan manis

Makanan manis memang terasa enak, tetapi jika mengkonsumsinya berlebihan ini dapat membuat risiko terkena prediabetes.

Makanan yang mengandung gula tidak hanya terdapat dalam permen, minuman ringan, atau es krim saja.

Olahan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi seperti roti, nasi, pasta, dan kentang juga dapat meningkatkan kadar gula dan berat badan.

Jarang bergerak

Aktivitas fisik secara teratur membantu tubuh menggunakan insulin dengan lebih efisien, kata Halprin.

Ini juga dapat membantu mempertahankan berat badan yang sehat, yang pada gilirannya menurunkan risiko prediabetes dan diabetes.

Maka dari itu, biasakan untuk banyak bergerak, mulailah dengan berjalan kaki 10 menit tiga kali dalam sehari. Idealnya, seseorang harus melakukan aktivitas fisik sedang setidaknya 150 menit per minggu.

Memiliki pengalaman dan riwayat gula darah

Mereka yang pernah mengalami masalah gula darah seperti diabetes gestasional selama kehamilan tidak akan benar-benar kembali normal.

Meski sudah kadar gula darah sudah kembali normal, mereka masih memiliki peningkatan risiko prediabetes dan diabetes di kemudian hari.

Disamping itu, mereka yang memiliki riwayat keluarga penderita diabetes juga perlu digaris bawahi. Mereka dalam dua kategori tersebut perlu ekstra hati-hati, seperti cek gula darah secara berkala dan menjalankan gaya hidup sehat.

Kesulitan tidur

Kesulitan tidur dapat menurunkan kondisi kesehatan. Tidur yang buruk dapat membuat tubuh bertambah gemuk, ini dapat meningkatkan risiko diabetes. Gangguan tidur seperti apnea tidur obstruktif juga dapat merusak gula darah.

Baca juga artikel terkait PREDIABETES atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Yandri Daniel Damaledo