tirto.id - Para istri duta besar (dubes) dari 27 negara yang bertugas di RI dan tergabung dalam Spouses of Head of Mission (SHOM) Indonesia mengunjungi Pusat Riset dan Pengembangan PT Paragon Technology and Innovation, pada Selasa (29/4/2025).
Kunjungan ini bertolak dari gagasan bahwa produk kecantikan dapat menjembatani jalinan komunikasi antarperempuan dari berbagai negara. Produk kecantikan Paragon menjadi pilihan karena diinisiasi oleh perempuan, serta dikembangkan untuk dan oleh perempuan.
Hal tersebut disampaikan oleh Ismi, perwakilan Protokol Konsuler Kementerian Luar Negeri RI, yang memprakarsai kunjungan ke Paragon. Ismi berharap, para istri duta besar dapat lebih mengenal Indonesia melalui kegiatan itu.
“Kami merasa perlu menciptakan ruang untuk istri-istri duta besar mengenal Indonesia lebih dalam. Sejak mendampingi suami saya di Jakarta, saya bertemu banyak perempuan hebat yang menginspirasi saya membuat program budaya,” kata Ismi di Jatake 6 Paragon, Banten.
Ismi mengakui para istri duta besar tersebut sering terlibat dalam berbagai kunjungan kebudayaan di tanah air. Namun, ia merasa masih perlu untuk memperkenalkan Indonesia lebih dalam lagi kepada mereka.
“Apa yang ingin kamu ketahui lebih dalam tentang Indonesia? Ini tentang bisnis, perempuan, dan Indonesia, dan saya pikir Wardah adalah tentang pemberdayaan perempuan,” ujar dia merujuk pada produk andalan Paragon.
Tujuan kunjungan ini, Ismi melanjutkan, adalah memperkenalkan produk yang diinisiasi oleh perempuan Indonesia sejak empat puluh tahun yang lalu, serta telah memberdayakan banyak perempuan hingga saat ini.
“Dengan Wardah, saya bisa dengan bangga mengatakan bahwa Anda dapat melihat Indonesia. Melihat perempuan dan Indonesia,” tegasnya.
Mengamini Ismi, Duta Besar Indonesia untuk Uzbekistan, Siti Ruhaini, yang hadir dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa kunjungan ke Paragon tidak hanya memperkenalkan salah satu entitas bisnis produk kecantikan di tanah air. Dia menilai Paragon merupakan contoh industri yang mencerminkan peran komunitas dan perempuan.
“Masuk ke Paragon bukan sekadar melihat industri, saya merasa masuk ke dalam sebuah keluarga besar. Semangat yang hidup di sini sangat menyentuh. Industri ini bukan cuma soal bisnis, tapi juga menyangkut komunitas dan perasaan perempuan terhadap dunia kerja,” kata Ruhaini.
Deputy CEO ParagonCorp, Sari Chairunisa, mengatakan bahwa kunjungan ini kali pertama bagi perusahaannya. Maka, Paragon memanfaatkannya sebagai momentum untuk memperkenalkan produk kecantikan yang telah dibangun selama ini, melalui tema “Light from The Heart to the World.”
“Tema Paragon untuk Hari Kartini, Terang dari Hati. Terinspirasi dari buku Kartini Habis Gelap Terbitlah Terang, mengajarkan bahwa terang yang dibawa perempuan itu terang dari hatinya untuk perubahan,” jelas Desi.
Melalui tema dan kegiatan itu, Desi berharap Indonesia akan diingat sebagai manufaktur kosmetik yang memiliki brand membanggakan di kancah global.
“Harapannya, mereka akan mengingat Indonesia bukan hanya pariwisata atau batik, tetapi juga mengingat Indonesia sebagai salah satu manufaktur kosmetik dan punya brand yang bisa dibanggakan secara global,” ungkapnya.
Melihat Perkembangan Industri Kecantikan Indonesia
Istri dubes Uni Eropa untuk Indonesia, Elena, mengatakan bahwa pengalaman berkunjung ke Pusat Riset dan Pengembangan Paragon memenuhi salah satu mimpinya untuk melihat langsung cara kerja di industri kecantikan.
Terlebih, kunjungan ini berkaitan dengan peringatan Hari Kartini yang memberi penekanan terhadap pemberdayaan perempuan. Elena menilai momentum itu sebagai penegasan atas peran perempuan dalam menjaga dan memperkuat berbagai aspek dalam kehidupan.
“Bersamaan dengan Hari Kartini, saya mendukung gagasan pemberdayaan perempuan yang disampaikan melalui acara ini. Saya setuju bahwa perempuan adalah pemelihara, pembangun,” kata Elena kepada Tirto.

Sementara istri dubes Austria untuk Indonesia, Teresa, menyebutkan bahwa melalui pemberdayaan, para perempuan dapat saling mendukung, seperti yang telah dilakukan secara kontinu di Paragon.
“Sebagai perempuan kita harus saling mendukung,” kata dia.
Teresa menambahkan, kunjungan ke Paragon membuat ia bisa melihat secara langsung salah satu industri kecantikan di Indonesia yang luar biasa.
“Saya terkesan dengan laboratoriumnya. Saya juga mendapatkan kesempatan untuk membuat lipstik, sangat mengesankan. Ini adalah pengalaman pertama saya mengunjungi fasilitas kecantikan, tapi saya sangat terkesan,” kata dia.

Beragam produk Paragon yang diperkenalkan saat kunjungan ini juga memberi kesan positif pada para istri dubes yang hadir. Dari produk untuk kulit sensitif hingga kosmetik buat pria, tidak ketinggalan ditampilkan oleh Paragon.
Variasi produk beserta kesempatan melihat langsung salah satu tahapan dalam proses pembuatannya merupakan pengalaman istimewa bagi para istri dubes. Mereka pun bisa lebih mengenali industri kecantikan di Indonesia.
Meski sudah pernah ikut dalam kunjungan serupa, istri dubes Slovakia untuk Indonesia, Laura, mengakui industri kecantikan di RI telah berkembang. Dia menilai, keberadaan produk kecantikan yang sesuai jenis kulit menjadi keunggulan tersendiri karena selaras dengan perkembangan kebutuhan di pasar.
“Kita telah menggunakan produk kecantikan sejak dini. Kita melihatnya dari ibu kita, bagaimana mereka menggunakannya," ujar Laura.
"Namun, kita ingin menggunakan produk [yang cocok] untuk seluruh jenis kulit. Jadi, sangat luar biasa saat ada pilihan yang sesuai [kebutuhan] market,” pungkas dia.
Penulis: Shofiatunnisa Azizah
Editor: Addi M Idhom
Masuk tirto.id







































