tirto.id - Palinopsia merupakan gangguan penglihatan langka yang ditandai dengan kemunculan imaji visual karena gangguan metabolisme tubuh atau jejas pada bagian otak. Orang yang mengalami palinopsia akan melihat imaji suatu objek, bahkan ketika objek tersebut sudah tidak ada.
Akan tetapi, tidak semua imaji visual merupakan palinopsia. Imaji objek juga terjadi pada keadaan pascacitra psikologis yang biasanya terjadi selepas pemotretan, terutama jika menggunakan fitur flash. Citra hitam tertinggal selama beberapa detik merupakan kondisi normal dari pascacitra psikologis.
Dilansir dari Eye Wiki, imaji visual pada palinopsia berlangsung lebih lama dan intens. Ilusi yang tertinggal juga sama dengan objek yang dilihat, serupa warnanya, yang tentu berbeda dari imaji pascacitra psikologis.
Palinopsia Halusinasi dan Ilusori
Seperti yang dikutip dari Healthline, palinopsia terbagi menjadi dua kategori: palinopsia halusinasi dan palinopsia ilusori.
Pengidap palinopsia halusinasi melihat imaji objek jelas dengan resolusi tinggi dan bertahan lama, beberapa menit, hingga berjam-jam.
Pengidap palinopsia ilusori akan melihat imaji yang disebabkan oleh faktor eksternal, seperti kilatan cahaya dan benda bergerak. Imaji yang dilihat dari palinopsia ilusori bertahan lebih singkat, blur, dan beresolusi rendah.
Palinopsia halusinasi terjadi karena disfungsi memori visual pada bagian otak. Sedangkan palinopsia ilusori disebabkan kerusakan pada bagian otak yang bergubungan dengan persepsi visual.
Beberapa obat-obatan seperti tradozone, nefazodone, risperidone, dan mirtazapine juga dapat mengubah metabolisme tubuh yang dapat menyebabkan palinopsia ilusori.
Oleh sebab itu, faktor eksternal seperti pengaruh cahaya dan benda bergerak dapat menyebabkan ilusi suatu objek.
Palinopsia halusinasi menyerupai bayang-bayang visual kompleks dari objek yang sebelumnya dilihat pengidapnya. Palinopsia halusinasi terjadi segera selepas stimulus tersebut hilang.
Di sisi lain, palinopsia ilusori merujuk pada distorsi pada objek nyata. Distorsi tersebut terjadi pada bentuk, warna, hingga ukuran pada imaji benda tersebut.
Ilusi yang tertinggal bisa jadi berada di lokasi yang sama. Tidak seperti palinosia halusinasi, palinopsia ilusori dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti latar belakang cahaya yang kontras dan intensitas resolusi cahaya.
Untuk menyatakan seseorang mengidap palinopsia, harus dilakukan diagnosa fisik secara menyeluruh pada bagian otak dan kesehatan mata. Diagnosis palinopsia dilakukan menggunakan fMRI (Functional Magnetic Resonance Imaging) dan tes visual. Pemeriksaan palinopsia juga turut melihat kondisi metabolisme tubuh, kesehatan mental, keracunan obat, dan kelainan struktur otak.
Namun, karena palinopsia merupakan kondisi yang sangat jarang, akar penyebab palinopsia masih belum diketahui dengan pasti.
Palinopsia tentunya tidak disebabkan oleh faktor tunggal karena kerusakan bagian visual pada otak atau obat-obatan tidak sepenuhnya menyebabkan palinopsia. Dalam beberapa kasus, palinopsia terjadi secara tiba-tiba dan tanpa penyebab yang jelas.
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Yulaika Ramadhani