Menuju konten utama

Mengenal Micro Cheating, Selingkuh dengan Kirim Pesan Diam-Diam

Membalas chat secara diam-diam tanpa sepengetahuan pasangan bisa dikategorikan sebagai 'selingkuh tipis' atau micro-cheating.

Mengenal Micro Cheating, Selingkuh dengan Kirim Pesan Diam-Diam
Ilustrasi Micro Cheating. foto/istockphoto

tirto.id - Kepercayaan dan kejujuran adalah dua faktor terpenting dalam menjalin sebuah hubungan.

Perselingkuhan menjadi salah satu masalah yang kerap menimpa banyak pasangan, bukan hanya suami istri, tapi juga yang sedang berpacaran.

Menurut laman Very Well Mind, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan perselingkuhan, di antaranya perasaan tidak bahagia, tidak puas, merasa tidak dihargai, kurangnya komitmen, balas dendam, dan bosan dengan pasangan.

Di era digital seperti sekarang ini, konsep perselingkungan mengalami perkembangan. Selingkuh tidak lagi hanya melibatkan kontak fisik secara langsung, tapi juga melalui media perantara, salah satunya media sosial.

Perselingkuhan yang melibatkan emosional saat ini jauh lebih mudah dengan adanya internet.

Perselingkuhan secara 'online' tetaplah kecurangan, meski kedua orang tersebut tidak pernah bertemu.

Tindakan atau hubungan seperti ini disebut dengan 'selingkuh halus' atau micro-cheating.

Apa itu Micro-cheating dan bagaimana ciri-cirinya?

Menurut Huffington Post, "Micro-cheating adalah serangkaian tindakan yang tampaknya kecil yang mengindikasikan seseorang secara emosional terfokus pada seseorang di luar hubungan mereka," kata pakar kencan Melanie Schilling kepada HuffPost Australia.

Contohnya, ketika Anda mengirimkan pesan kepada seseorang tanpa sepengetahuan pasangan Anda, menyimpan kontak seseorang dengan nama palsu di ponsel atau berbohong tentang status hubungan Anda dengan orang lain.

"Kerahasiaan adalah pertanda," kata Schilling. "Micro-cheating adalah pengkhianatan halus dan membutuhkan kerahasiaan," tambahnya.

"Jika pasangan melakukan percakapan pribadi atau obrolan online lalu menutup ponselnya dengan cepat ketika Anda memasuki ruangan atau memberikan pujian pada seseorang dalam pesan teks tersebut, atau bisa juga bertemu dengan lawan jenis dengan berbagai kedok tanpa sepengetahuan Anda, maka ini perlu diwaspadai."

Sementara itu, menurut Healthline, beberapa tindakan berikut ini juga bisa menjadi ciri-ciri micro-cheating:

- Selalu membalas Instagram stories orang tertentu

- Lebih memperhatikan seseorang yang bukan pasangan Anda daripada pasangan Anda

- Menghapus pesan teks sehingga pasangan Anda tidak akan tahu Anda sedang mengobrol

- Berbagi informasi pribadi tentang selera seksual, dan fantasi dengan seseorang yang bukan pasangan Anda.

- Mengirimkan pesan melalui (Direct Message) DM secara diam-diam.

Micro-cheating bervariasi pada masing-masing hubungan, tergantung pada apa yang dianggap sebagai sebuah kecurangan.

Lalu, apakah micro-cheating membahayakan sebuah hubungan?

Dilansir dari laman Time, Jayson Dibble, seorang profesor komunikasi di Hope College mengatakan, menggoda seseorang di luar hubungan Anda sebenarnya tidak berbahaya.

Tindakan tersebut biasanya dilakukan hanya untuk memenuhi ego sesaat saja. Ada kemungkinan bahwa kebiasaan-kebiasaan tersebut digunakan untuk senang-senang tanpa ada intensi lain. Namun, kata Dibble, jika terus dibiarkan, maka bisa berdampak buruk pada hubungan.

Kebiasaan seperti inilah yang bisa memicu ke perselingkuhan yang sebenarnya. Hal ini akan semakin berbahaya jika suatu hari terjadi masalah besar dalam sebuah hubungan.

Alih-alih menyesal atau menyelesaikannya, bisa jadi pasangan yang sudah terbiasa melakukan micro cheating akan mengambil jalan pintas dengan benar-benar berselingkuh secara emosional.

Jadi, bagaimana seharusnya sebuah pasangan menghadapi micro-cheating?

Robert Weiss, LCSW, CSAT dan CEO Seeking Integrity dalam NCBCNews mengatakan, Kejujuran dan terus terang adalah kunci dalam menghadapi micro-cheating.

"Komunikasi yang terbuka, jujur, dan tidak reaktif adalah kunci keintiman yang sehat. Semakin terbuka dan jujur ​​pasangan, semakin intim mereka. Ingat, dengan perselingkuhan, bukan perilaku spesifiknya, melainkan kebohongan dan rahasia yang membuat pasangan berpisah. Jika Anda bisa menghilangkan kebohongan dan rahasia, hubungan menjadi lebih kuat."

Menurut Schilling, faktor penentu semuanya adalah niat. "Hal pertama yang perlu Anda bangun adalah niat di balik perilaku tersebut," katanya.

"Jika ini adalah kebiasaan yang tidak sadar dilakukan oleh Anda dari waktu ke waktu, karena pasangan sebelumnya memperbolehkannya, maka Anda memiliki kesempatan untuk turun tangan dan menetapkan beberapa aturan baru.

"Namun, jika ini adalah sesuatu yang secara aktif mereka pilih untuk dilakukan secara sadar, dan mereka tidak berubah saat Anda meminta berhenti melakukannya, mungkin inilah saatnya untuk mempertimbangkan apakah hubungan ini baik untuk dilanjutkan atau tidak."

Baca juga artikel terkait PERSELINGKUHAN atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Agung DH