tirto.id - Bursa Arab Saudi akan menjadi tuan rumah pencatatan penjualan saham kepada publik dalam sejarah pasar modal global. Jika mengacu pada valuasi dari pemerintah Arab, nilai perusahan minyak Saudi America Arab Oil Company (Aramco) sekitar 2 triliun dolar AS. Sementara penilaian lain dari Wood Mackenzie Ltd, menyebutkan perusahaan paling berharga milik pemerintah Arab Saudi itu hanya 400 miliar dolar AS. Rencananya, pemerintah akan melepaskan 5% saham Aramco, atau sekitar 100 miliar dolar AS dengan valuasi 2 triliun dolar AS. Jumlah itu sebanding dengan cadangan devisa Indonesia.
Penjualan saham Saudi Aramco merupakan pekerjaan rumah pemerintah Arab Saudi yang tertuang Visi 2030. Pekerjaan lainnya adalah memperluas sovereign wealth fund menjadi pengelola dana pemerintah yang terbesar di dunia.
Tadawul, demikian mereka menyebut bursa sahamnya, memiliki nilai kapitalisasi per akhir Februari lalu sebesar 1,6 trilun rial Saudi (SAR) atau setara dengan 426 miliar dolar AS menurut keterangan di lamannya. Kapitalisasi ini merupakan yang terbesar di antara bursa-bursa di Timur Tengah. Tadawul dibuka mulai pukul 10.00 hingga 15.00 waktu setempat, hari Minggu hingga Kamis. Jumat, bursa Tadawul libur.
Porsi investor asing di Tadawul hanyalah 4%. Bursa ini merupakan salah satu bursa yang paling sulit diakses oleh investor asing. Baru dalam dua tahun belakangan ini, selaras dengan Visi 2030, Tadawul membuka pintunya lebih lebar bagi investor asing, manajemen bursa juga hendak memperluas basis investornya. Emiten-emiten yang ada di Tawadul hanyalah perusahaan dari Saudi.
Kehadiran investor asing di bursa Tadawul baru dimulai pada tahun 2015. Sejak itu, barulah investor asing dapat bertransaksi langsung di bursa. Bursa mengajak emiten-emiten yang sudah melantai di bursa lain di kawasan Teluk. Mereka dirayu untuk melakukan cross listing yaitu tercatat di bursa domestik dan di bursa lain. Chief Executive Officer Khalid Al Hussan kepada Bloomberg mengatakan, cross listing itu diharapkan dapat dilaksanakan pada 2018 mendatang.
Selain itu, ada pula perubahan beberapa aturan yang akan membuat investor menjadi tertarik. Saat ini, penyelesaian transaksi di Tadawul adalah T+0. Artinya, pembayaran dan penyerahan saham harus dilakukan pada hari yang sama dengan hari transaksi. Manajemen bursa akan memperpanjang jangka waktu penyelesaian transaksi ini menjadi lebih panjang lagi menjadi T+2, seperti yang dilakukan bursa lain. Tujuannya, untuk membuat investor semakin tertarik berinvestasi di Tadawul.
Walaupun memiliki kapitalisasi pasar yang terbesar, tetapi Tadawul berada pada urutan kelima dari enam bursa kalau soal regulasi. Data ini didapatkan dari World Economic Forum pada Mei 2015 lalu. Tadawul juga merupakan bursa yang paling lambat dalam membuka diri terhadap investor asing.
Akhir Februari lalu, Tadawul meluncurkan Pasar Paralel Nomu. Di dalamnya terdaftar 9 emiten dari 77 pendaftar. Nomu merupakan pasar saham alternatif yang memberlakukan persyaratan IPO lebih ringan. Investornya pun terbatas, hanya investor yang memenuhi syarat yang dapat membeli saham-saham di Nobu. Menurut Khalid Abdullah al-Hussan, Chief Executive Tadawaul seperti dikutip Asrag Al Awsat tujuan utamanya adalah untuk mencari tambahan sumber pendanaan perusahaan agar dapat mengakses dana di pasar saham, meningkatkan diversifikasi dan memperdalam pasar modalnya.
Tadawul juga berambisi masuk ke radar para investor dengan masuk ke dalam perhitungan Morgan Stanley Capital Index (MSCI) untuk negara berkembang. MSCI merupakan indeks yang disusun oleh Morgan Stanley dan menjadi acuan para investor global dalam memutuskan akan berinvestasi di mana. Jika sudah masuk ke dalam perhitungan indeks MSCI, emiten-emiten yang tercatat di Tadawul akan lebih diperhatikan oleh investor.
Rezeki Bank Investasi
Berkembangnya bursa juga membuat industri lain ikut berkembang. Misalnya saja bank investasi. Semakin banyak pekerjaan di bursa, berbagai aksi korporasi seperti penawaran saham perdana (initial public offering-IPO), penerbitaan saham baru, obligasi, dan lainnya merupakan rezeki bank-bank investasi.
Citigroup Inc tampaknya merupakan salah satu bank investasi yang tergiur dengan potensi yang ada di Tadawul. Citigroup kembali ke industri finansial di Arab Saudi setelah 10 tahun terakhir absen dari kerajaan tersebut. Sumber Bloomberg mengatakan, Citigroup mencari cara untuk memanfaatkan reformasi finansial yang sedang berlangsung di Arab.
Lisensi Citigroup untuk kembali berkiprah di Arab Saudi sedang diproses oleh otoritas setempat. Sebelumnya, Citigroup sudah menjadi penasihat dalam emisi obligasi internasional perdana kerajaan sebesar 17,5 miliar dolar AS tahun lalu. IPO Aramco, tentu akan membuat pasar finansial kerajaan ini lebih menarik lagi.
Pembenahan di sektor keuangan, membuka diri lebih lebar terhadap investor asing, merupakan pertaruhan besar bagi kerajaan Arab Saudi jika ingin konsisten mencapai Visi 2030. Bukan saatnya lagi mengantungkan hidup pada hasil minyak semata, pasar modal adalah salah satu pilihannya.
Penulis: Yan Chandra
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti