tirto.id - Tinju profesional merupakan olahraga tinju yang menghelat pertandingan sesuai ketentuan kontrak, biasanya berlandaskan hadiah uang dengan jumlah besar. Tinju profesional umumnya juga menggunakan pengaman badan yang relatif minim ketimbang tinju amatir.
Nominal hadiah uang dalam dunia tinju profesional sangat beragam. Popularitas seorang petinju juga dapat mempengaruhi besaran hadiah uang tersebut. Tak hanya itu, besaran hadiah juga dapat berdasar kelas pertandingan tinju yang akan berlangsung.
Selain hadiah kemenangan, seorang petinju profesional juga mendapat bayaran tampil atau match fee tiap laga yang dilakoni. Oleh karenanya petinju yang kalah sekalipun tetap mendapat bayaran besar, kendati ia gagal merebut gelar.
Kategori Kelas dalam Tinju Profesional
Faktor berat badan menjadi penentu dalam pembagian kelas di dunia tinju profesional. Ada sejumlah patokan berat badan tertentu untuk mengkategorikan kelas dalam laga tinju. Penggunaan kategori tersebut demi menciptakan laga yang adil dan seimbang.
Ketika olahraga tinju mencapai popularitasnya pada abad 19 dan 20, tinju profesional saat itu hanya mengenal 2 kelas.
Kelas pertama adalah "Heavier Weights" bagi siapa saja yang berbobot lebih dari 160 pon. Kemudian kelas kedua adalah "Lighter Weights", untuk petinju yang berbobot di bawah 160 pon.
Seiring waktu, jumlah kelas dalam dunia tinju profesional terus berkembang. Hingga tahun 2020, dunia tinju profesional sudah mengakui 17 jenis kelas.
Akan tetapi setiap penyelenggaraan ajang tinju profesional diberi kebebasan terkait penamaan kelas. Oleh karenanya tak jarang muncul lebih dari 1 istilah untuk kategori kelas yang sama.
Berikut ini kategori kelas dalam dunia tinju profesional:
Kelas Berat
Kelas Berat menjadi yang paling populer dalam dunia tinju profesional. Juara perdana dari kelas ini adalah John L. Sullivan pada 1892 silam. Sementara Joe Louis memegang rekor petinju yang mempertahankan gelar di kelas berat hingga 25 kali.Petinju populer dari Kelas Berat yang cukup terkenal adalah Muhammad Ali dan Mike Tyson. Kelas berat menetapkan bobot petinju di atas 90,719 kg.
Kelas Penjelajah
Kelas Penjelajah merupakan kelas dalam tinju profesional yang berdiri di antara Kelas Berat Ringan dan Kelas Berat. Petinju dari Kelas Penjelajah atau Cruiserweight setidaknya mesti memiliki berat badan 90,719 kg atau 200 pon. Penamaan kelas ini terinspirasi dari ukuran jenis kapal ketika Perang Dunia I.Kelas Berat Ringan
Kelas Berat Ringan adalah kelas untuk petinju berbobot 79,379 kg. Jack Root petinju profesional Amerika Serikat merupakan pemenang perdana dari kelas ini pada 1903 silam.Kelas Menengah Super
Mulai populer pada 1960-an, Kelas Menengah Super atau Super-Middleweight menetapkan regulasi bobot petinju 76,2 kg atau 168 pon..Kelas Menengah
Kelas ini umum dikenal sebagai Middleweight atau Kelas Menengah. Aturan bobot petinju dalam kelas Middleweight adalah 72,5 kg atau 168 pon.Kelas Menengah Ringan
Rentang bobot untuk Kelas Light-Middleweight atau Kelas Menengah Ringan adalah 66,7 kg hingga 69,9 kg. Kategori ini agak lebih berat ketimbang Welterweight.Kelas Welter
Aturan bobot petinju kelas Welter adalah 66,67 kg atau 147 pon.Kelas Ringan Super
Bobot petinju Kelas Ringan Super atau Super Lightweight adalah 63,5 kg atau 140 pon.Kelas Ringan
Kelas Ringan atau Lightweight merupakan kelas tinju untuk bobot 135 pon atau 61,2kg. Kelas ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 1738.Kelas Bulu Super
Kelas Bulu Super mulai dikenal tahun 1914 di Eropa. Kelas Bulu Super menetapkan batas bobot petinju sebesar 58,967 kg atau 130 pon.Kelas Bulu
Kelas Bulu atau Featherweight sempat mengalami perubahan aturan terkait bobot petinju. Bobot petinju Kelas Bulu saat ini sebesar 57,153 kg atau 126 pon. Indonesia pernah memiliki juara dunia Kelas Bulu lewat Chris John.Kelas Bantam Super
Kelas Bantam Super muncul pada tahun 1920-an, lalu dikenal secara luas pada 1970-an. Minimal berat petinju dari kelas ini sebesar 55,338 kg.Kelas Bantam
Batas bobot petinju dari Kelas Bantam adalah 53,53 kg. Kelas ini mulai dikenal pada 1909.Kelas Terbang Super
Kelas Terbang Super menetapkan minimal berat seorang petinju 52,163 kg. Kelas ini mulai muncul di dunia tinju profesional sejak awal abad 20, lalu mulai populer tahun 1980-an.Kelas Terbang
Flyweight atau Kelas Terbang merupakan istilah yang dibuat mulai 1909. Kala itu pertandingan dari kelas ini diperuntukkan bagi petinju dengan bobot yang lebih ringan. Kini petinju dari Kelas Terbang minimal harus punya bobot 50,802 kg.Kelas Terbang Ringan
Kelas Terbang Ringan atau Light Flyweight khusus mempertandingkan petinju dengan ukuran bobot 48,98 kg atau 108 pon.Kelas Jerami
Kelas Jerami atau Strawweight mulai dikenal sejak tahun 1960 ketika Olimpiade Meksiko. Kelas ini juga memiliki nama lain Kelas Terbang Mini, dengan menetapkan batas berat petinju sebesar 47,63 kg atau 105 pon.Penulis: Ahmad Yasin
Editor: Oryza Aditama