tirto.id - Masalah pergaulan bebas merupakan permasalahan yang kompleks dan tidak hanya disebabkan oleh satu faktor atau satu penyebab saja.
Sebagai anak remaja, segala aspek yang terjadi dalam lingkungannya berpengaruh terhadap dirinya. Lingkungan tersebut melingkupi lingkungan rumha/keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan bermain, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, jika mereka berada dalam lingkungan pertemanan atau pergaulan yang salah, mereka akan terjebak dan terjerumus untuk mencoba hal-hal yang tidak baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain, demikian seperti dikutip modul Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan(2017),
Mengutip laman Direktorat SMP Kemdikbud, pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang.
Istilah “bebas” di sini merujuk pada melewati batas-batas norma yang berlaku di masyarakat. Seiring dengan berkembangnya media massa dan internet, potensi anak remaja untuk terjerumus ke dalam pergaulan yang salah atau pergaulan bebas menjadi lebih besar.
Ciri-Ciri Pergaulan Bebas
Terdapat beberapa ciri-ciri pergaulan bebas yang bisa dikenali. Mengutip Modul Pendidikan Olahraga Kemdikbud, berikut adalah ciri-ciri pergaulan bebas.
- Menghamburkan uang untuk menuruti nafsu dan kesenangan semata.
- Kurang bertanggung jawab bila diberikan tugas.
- Kurang bijaksana dalam mengatur waktu seperti bermain game, atau bergadang.
- Suka mengikuti pesta hura-hura yang tidak bermanfaat.
- Memiliki perilaku tidak baik dalam lingkungan masyarakat dan merugikan masyarakat.
- Melakukan seks bebas.
- Merokok dan minum minuman beralkohol pada usia remaja.
- Mudah emosional, gelisah, tidak sabar, tidak mau mengalah, ingin menunjukkan eksistensi dan kebanggan diri.
- Tidak menuruti nasihat orang tua.
- Berpakaian tidak pantas dan tidak senonoh.
- Mengalami tekanan emosi dan mental.
- Mendapat uang atau hal yang diinginkan dengan cara yang tidak legal/mencuri.
Faktor Penyebab Pergaulan Bebas
Berikut ini adalah beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya pergaulan bebas:
1. Rendahnya tingkat pendidikan keluarga
Tingkat pendidikan keluarga yang rendah sangat berpengaruh terhadap pola pikir yang dimiliki oleh seluruh anggota keluarga tersebut terutama pada anak-anak. Kurangnya pengawasan dan orang tua yang terlalu membebaskan akan berdampak pada anak yang terjerumus dalam pergaulan bebas.
2. Keadaan keluarga yang tidak stabil
Kondisi keluarga yang tidak harmonis (broken home) sangat berpengaruh terhadap kondisi mental dan psikis anak. Kurangnya kasih sayang di dalam rumah mereka akan mendorong mereka untuk keluar dan mencari kesenangan di luar rumah. Hal tersebut sangat berpotensi menjerumuskan anak tersebut ke pergaulan bebas.
3. Kurangnya perhatian orang tua
Orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya dan tidak bisa menyempatkan waktunya untuk memerhatikan anak-anaknya dapat membuat sang anak kecewa dan sedih terhadap orang tuanya. Anak tersebut kemudian akan berpotensi untuk tidak mengindahkan omongan orang tuanya di masa yang akan datang.
4. Lingkungan setempat yang kurang baik
Lingkungan di sekitar anak memiliki pengaruh besar terhadap kepribadian anak. Jika seorang anak tumbuh di lingkungan yang menganggap hal-hal yang melanggar norma adalah normal, maka anak tersebut akan menganggap itu normal dan ikut melakukannya.
5. Kurang berhati-hati dalam berteman
Perlu kehati-hatian yang besar dalam memilih teman karena teman adalah orang yang berinteraksi dengan anak dan memiliki pengaruh besar terhadapnya baik itu positif maupun negatif.
6. Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi yang sulit bisa menyebabkan anak kesulitan mendapatkan pendidikan dan melanjutkan sekolah.
7. Kurangnya kesadaran remaja
Kesadaran dari dalam diri anak remaja sendiri masih sangat kurang untuk memilih teman dan pergaulan yang baik dan menghindari yang buruk.
8. Teknologi informasi
Berkembangnya teknologi informasi dan media massa menyebabkan anak memiliki akses mudah untuk semua konten yang ada di internet. Jika tidak dibarengi dengan pengawasan, anak akan menemukan konten-konten yang tidak pantas untuk mereka lihat.
9. Kurangnya wawasan agama
Kurangnya wawasan agama dan keimanan menyebabkan seorang anak kesulitan membedakan mana hal yang sesuai dan tidak sesuai dengan norma sosial maupun agama.
Penulis: Muhammad Iqbal Iskandar
Editor: Maria Ulfa