tirto.id - Seni patung merupakan seni yang membentuk bahan kayu, batu, logam, dan lain-lain dengan cara dipahat atau dipotong untuk menjadi sebuah karya seni yang indah. Seni patung adalah bagian dari seni rupa tiga dimensi.
Dilansir dari bukuAntropologi yang ditulis oleh Dyastriningrum terbitan Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (2009), seni patung sudah ada semenjak zaman megalitikum.
Patung-patung pada masa itu umumnya melambangkan kesuburan, nenek moyang, atau pendirian kerajaan.
Contoh-contoh patung zaman megalitikum di antaranya, patung leluhur dari Pulau Nias, patung penunggang batu dari Sumatera Utara, dan patung dengan ragam dan daya khayal dari Kalimantan.
Patung leluhur dari Pulau Nias memiliki ciri-ciri naturalis, telinga seperti dayung, serta wajah dan hidung yang cenderung persegi.
Penunggang batu dari Sumatera Utara menggambarkan sosok yang sedang duduk menunggang kuda, gajah, singa, dan bentuk-bentuk gaib lainnya.
Sementara di Kalimantan, terdapat patung dengan ragam dan daya khayal yang dihasilkan oleh masyarakat Dayak.
Tujuannya adalah memberi upacara penghormatan kepada masyarakat yang sudah meninggal. Upacara penghormatan ini disebut dengan upacara pengayuan.
Bentuk Patung
Bentuk seni patung terdapat dua macam yaitu tradisional, dan modern. Berikut ini pemaparan tentang bentuk seni patung menurut bukuAntropologi yang disusun oleh Puji Lestari terbitan Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (2009) berikut ini:
1. Tradisional
Bentuk patung tradisional di Indonesia dibuat oleh sebagian besar kelompok masyarakat di Bali. Hal ini dilatar belakangi karena, kehidupan masyarakat Bali tidak banyak berubah.
Terutama, dalam hal kepercayaan masyarakatnya yang mayoritas beragama Hindu. Perkembangan bentuk seni patung tradisional di Bali ada sejak 1940-an.
Karya-karyanya dirintis oleh I Nyoman Tjokot yang dibina oleh seniman R. Bonnet, dan Walter Spies.
Tema-tema patungnya yaitu, Ramayana dan Mahabarata. Ada juga patung dengan tema keagamaan, contohnya penggambaran surga dan neraka.
2. Modern
Perkembangan patung modern di Indonesia diawali dengan kecenderungan patung figuratif. Patung figuratif, salah satu contohnya adalah patung potret.
Patung potret digambarkan dengan sosok manusia tertentu yang dipatungkan. Umumnya, patung semacam ini ditampilkan dengan ukuran setengah dada atau sebatas kepalanya saja.
Salah satu contohnya adalah patung karya S. Sudjojono berjudul Potret Pejuang tahun 1953. Contoh karya lainnya yaitu, karya G. Sidharta Tiang Berulang (1973), dan Tiang Kehidupan (1978).
Patung karya Sidharta ini memadukan dua kekuatan yaitu aspek narasi (cerita) dengan kekuatan formal seni patung.
Jenis Patung
Jenis patung terdiri dari tiga macam yaitu Figure, buste, dan torso. Berikut ini pemaparannya:
1. Figure
Figure adalah patung yang menggambarkan bagian tubuh manusia secara utuh, dari kaki sampai kepala.
2. Buste
Buste adalah patung dada yang hanya menggambarkan bagian kepala sampai dada, atau hanya dada saja.
3. Torso
Torso adalah patung badan atau gembung saja tanpa kepala, dan tanpa anggota badan.
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Yandri Daniel Damaledo