Menuju konten utama

Mengenal Apa Itu Inovasi dalam Dinamika Kebudayaan

Mengetahui apa itu inovasi dalam perkembangan atau dinamika kebudayaan di Indonesia.

Mengenal Apa Itu Inovasi dalam Dinamika Kebudayaan
Ilustrasi Inovasi. foto/IStockphoto

tirto.id - Ada banyak temuan baru di zaman modern seperti sekarang ini, yang membawa suatu fungsi dengan nilai tambahnya tersendiri.

Hadirnya aplikasi ojek online yang memudahkan akses transportasi dapat menjadi salah satu contohnya.

Tentu, fenomena ini muncul atas dasar kebutuhan manusia yang tak terbatas dan proses bertahan hidup yang terus ingin berkembang.

Individu yang tinggal bersamaan dan menetap di suatu wilayah kian membentuk kelas sosial. Adanya kelas sosial cenderung memperlihatkan perbedaan yang dibanggakan oleh penyandang kelas sosial yang sama.

Perilaku semacam itu dapat berwujud baik ataupun buruk, tergantung tujuan yang digambarkan lewat perilaku tersebut. Lalu, bagaimana mereka menunjukkan keunggulan tersebut? Ya, caranya adalah dengan inovasi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, inovasi mempunyai dua arti. Pertama, pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru.

Kedua, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat).

Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa inovasi dilakukan untuk meningkatkan atau mengembangkan sesuatu yang telah ada, bukan hadir karena belum pernah ada sebelumnya.

Sementara, menurut buku Khazanah Antropologi 1, inovasi diartikan sebagai suatu proses pembaruan penggunaan sumber-sumber alam, energi, modal, pengaturan, tenaga kerja, teknologi, sistem produksi, serta produk baru melalui proses discovery dan invention.

Discovery adalah suatu penemuan dari suatu kebudayaan yang baru, baik berupa alat baru maupun ide hasil ciptaan individu atau kelompok dalam suatu masyarakat.

Contoh discovery ialah ditemukannya smartphone sebagai wujud dari perkembangan telepon genggam.

Selanjutnya, invention ada apabila suatu discovery dapat diterima, diakui, dan diterapkan oleh masyarakat secara luas.

Syarat yang harus terpenuhi ketika discovery menjadi invention, yakni temuan baru itu harus sudah diakui, diterima, dan diterapkan oleh masyarakat.

Sebagai contoh, penemuan pesawat terbang yang merupakan rangkaian penemuan sejak ditemukannya pesawat terbang bermesin pertama oleh Orville dan Wilbur Wright.

Setelah discovery menjadi invention, suatu penemuan masih berpeluang untuk berinovasi demi menyesuaikan kebutuhan manusia.

Hal itu dilakukan dengan proses inovasi, yang mana hasilnya digunakan untuk menunjang temuan sebelumnya. Dari contoh pesawat terbang sebelumnya, proses inovasi akan menghasilkan landasan pesawat, jaringan bandar udara, pilot, dan lain sebagainya.

Penciptaan ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama seiring kebutuhan manusia yang terus berkembang.

Terdapat tiga faktor yang mendukung pengembangan penemuan baru yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat, yaitu:

1. Kesadaran para anggota masyarakat akan kekurangan dalam unsur kebudayaannya.

2. Mutu dari keahlian kebudayaan.

3. Sistem perangsang bagi aktivitas mencipta atau menemukan dalam masyarakat.

Selain tiga faktor tersebut, arus globalisasi juga memicu terjadinya inovasi. Masuknya unsur-unsur kebudayaan dari negara lain ke dalam suatu kebudayaan atau kelompok masyarakat menimbulkan hasrat untuk mengambil sebagian unsur kebudayaan tersebut.

Kemudian, disesuaikan ke dalam kebudayaan yang dimiliki kelompoknya sehingga menambah kekayaan dan keberagaman budaya di Indonesia.

Baca juga artikel terkait ANTROPOLOGI atau tulisan lainnya dari Rizka Alifa Rahmadhani

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Rizka Alifa Rahmadhani
Penulis: Rizka Alifa Rahmadhani
Editor: Yandri Daniel Damaledo